Tittle : I Can
Main Cast : Kara Youngji, A-Pink Eunji, Got7 Jackson, Got7 JB, and other
Genre : Life School



  Yang suka nonton Roommate pasti tahu dong JackJi, Haha baiklah ini epep buat JackJi Shipper ^°^


~Happy Reading~



  Bell sekolah berbunyi dengan nyaring, siswa dan siswi pun segera berhamburan memasuki ruangan kelas mereka masing-masing, karena pelajaran pertama akan segera dimulai. Saat ini ketegangan terlihat begitu jelas di wajah para pelajar kelas 10 G. Ya, hari ini guru Bahasa Korea mereka akan membagikan hasil ulangan harian mereka yang dilaksanakan Senin lalu. Guru Park pun mulai menyebutkan nilai pelajarnya satu persatu, dimulai dari absen awal. Beberapa pelajar kegirangan karena nilai mereka yang memuaskan, namun tak sedikit pula dari mereka yang mendapatkan nilai sangat-sangat minim, dan tak memuaskan.

 Guru Park terhenti di absen terakhir yang jatuh pada Heo Young Ji, mata tajamnya yang dilindungi kacamata tebal itu menatap Youngji tajam. Semua pelajar yang ada di dalam kelas ini pun mengikuti guru mereka. Menjadi pusat perhatian, Youngji menundukkan kepalanya malu, ia tahu apa yang akan guru terkejamnya itu katakan, ia juga tahu hari ia akan menjadi pusat perhatian lagi.


  "Heo Young Ji.. Selamat." Ucap guru Park, semuanya kembali fokus pada guru yang terkenal karena ketegasannya yang mendekati kejam itu. Semua terlihat begitu penasaran dengan ucapan gurunya yang tak seperti biasa pada Youngji, begitu pun si(?) Youngji.

  "Nilaimu mengalami kemajuan." Sambungnya membuat seisi kelas serempak memamerkan wajah tak menyangka, lalu bagaimana dengan Youngji? Huh, gadis itu sekarang sedang membuka mulutnya lebar, sangat lebar, mungkin ia sangat tak percaya akan takdirnya hari ini. Setelah 30 detik membuka mulutnya, Youngji langsung memeluk Eunji teman sebangkunya sangat girang. Eunji yang menjadi satu-satunya teman Youngji di sekolah ini pun ikut senang akan perubahan sahabatnya.

  "Tak sia-sia kau berusaha belajar Heo Young Ji, selamat." Teriak Eunji memeluk Youngji yang masih tak bisa berkata apa-apa.

  Beberapa pelajar lain mulai berdebat akan perubahan seorang Heo Young Ji, mewakili teman-temannya, Jackson pun angkat bicara.

  "Apa itu benar guru?" Tanyanya. "Hmmmm.." Angguk guru Park tersenyum manis. "Berapa nilai yang kudapatkan?" Dengan girang Youngji juga bertanya, dan mungkin ini perdananya Youngji bertanya pada guru, setelah setengah tahun ia bersekolah di sini.

  "2,5. Nilaimu bertambah 0,5." Ucapan guru Park membuat kelas yang beberapa detik lalu sangat ramai ini berubah menjadi sangat hening, kembali Youngji menjadi pusat perhatian. Semua teman sekelas Youngji kecuali Eunji, Jackson, dan JB bersiap-siap untuk menertawakannya seperti biasa. Namun saat semuanya serempak membuka mulut mereka, guru Park berkata. "Kerjakan tugas 12, dan Heo Young Ji kau boleh keluar sekarang." Tentu saja semuanya menunda hal itu, karena mereka tahu akibat yang akan diterima jika tak mendengarkan guru yang santai namun mematikan itu.


  Baik, bagaimana sekarang dengan Youngji? Tentu saja ia menundukkan wajahnya, ia selalu berharap agar ini tak terjadi lagi padanya. Semenjak masuk sekolah menengah atas ia sudah berjanji akan berusaha untuk selalu belajar, dan menghilangkan sifat buruknya yang pemalas Ia sudah sangat muak saat ini.

  Sekarang, seperti biasa sepuluh lembar kertas HVS dan pencil siap menemaninya untuk menerima hukuman. Youngji harus membuat pertanyaan beserta jawaban mengenai mata pelajaran Bahasa Korea. Awalnya ini sangat sulit, bahkan ia sampai tak bisa menggerakkan jari-jarinya selama tiga jam, namun kini ia sudah mahir, pasalnya ia sudah melakukan ini sebanyak lima kali.


  "Heo Young Ji lagi?" Teriak guru Han membulatkan matanya, membuat guru lain yang ada di kantor melihat kearah Youngji, semua guru pun berdecak melihat keberadaan Youngji dengan hukumannya lagi, dan ia pun harus kembali menundukkan kepalanya.
  Namun bukan hanya Youngji saja yang diberi hukuman seperti ini, setiap murid yang mendapat nilai dibawah kriteria menengah juga akan seperti ini, hanya saja Youngji lebih sering dari yang lain.


            ~Pulang Sekolah~


  "Kau baik-baik saja?" Khawatir Eunji melihat Youngji yang tak punya semangat seperti biasa. "Besok pasti aka akan kelaparan lagi." Keluh Youngji dengan pandangan kosong. "Kenapa kau berbicara seperti itu? Kau kan sudah berusaha, orang tuamu pasti akan mengerti." Ujar Eunji.
 "Mengerti?"
**********


  "Apa kau tak punya malu, Heo Young Ji?" Sentak Ayah Youngji setelah melihat hasil ulangan harian putri tunggalnya tersebut. "Sampai kapan kau akan seperti ini?" Tambah Ibu Youngji lembut.

  Youngji yang selalu berteriak dan ceria ini tak bergeming sama sekali, ia menunduk dan duduk lebih rendah dari kendua orang tuanya. Ia tahu ia salah, dan ia juga mengakui bahwa dirinya memang teramat bodoh, bahkan ia tak bisa melakukan apa yang anak kecil bisa lakukan, ia tak mengerti teknologi, dan kasarnya ia tak punya keahlian sama sekali.

  Ayah dan Ibunya juga tak mengerti, kenapa putrinya bisa begini, padahal Ayahnya seorang Profesor, dan Ibunya Dokter bedah yang handal.

  "Mulai besok lakukan semuanya sendiri, tak ada uang jajan dan supir yang mengantar jemputmu." Tegas sang Ayah meninggalkan Youngji terlebih dahulu. Ibunya tak bisa berbuat apa-apa, ia hanya bisa membelai lembut rambut putrinya.

  "Ayah.." Youngji tak terima akan keputusan Ayahnya, ini tak adil baginya. "Keputusan Ayahmu selalu bulat, lebih baik sekarang kau istirahat." Lembut sang Ibu membantu Youngji untuk berdiri dan masuk ke dalam kamarnya.
                                     

                    Youngji POV


  Ini benar-benar tak adil, bukankah aku sudah berusaha? Hasilnya saja yang belum berpihak padaku. Bagaimana mungkin besok aku menghabiskan waktu setengah jam untuk berjalan menuju sekolah tanpa bekal se-sen pun, aku akan mati kehausan nanti, sekarang kan sedang musim panas, huaaaahh kenapa Ayah begitu kejam padaku. Baiklah, untuk menghilangkan stres aku akan bermain Line Get Rich saja.


~Sekolah~


  "Apa kau benar-benar berjalan kaki?" Tak percaya Eunji membulatkan matanya setelah melihat kedatanganku dengan keringat yang bercucur deras ini. "Hmmm.. Ini kah pengertian yang kau maksud?" Lemasku, karena ini kali pertama aku melakukannya.

  "Bu..Bukan seperti itu maksudku, aku juga tak mengira akan seperti ini." Gugup Eunji.
Bukkk~


  "Aaaaaaa.." Teriakku sangat kencang, hingga beberapa rekanku yang ada di lobi mengalihkan perhatiannya padaku. "Maafkan aku." Pelan pria kalem yang sekelas dengaku, hmmm kalau tidak salah namanya Jaebum. "Ahh, iya tidak papa, lanjutkan saja perjalananmu." Anggukku mempersilahkannya untuk jalan kembali. Pria yang akrab disapa JB itu hanya mengangguk dan sedikit membungkuk sebagai ucapan maafnya sekali lagi.

  "Apa benar kau baik-baik saja?" Tanya Eunji menatapku aneh. "Wae?" Tanyaku kembali. "Lalu kenapa kau berteriak?" Sambung Eunji kembali bertanya. "Karena itu menyakitkan, Jung Eun Ji." Jawabku menduluinya. "Lalu kenapa kau membiarkannya pergi?" Mungkin ambisinya ingin menjadi wartawan, pertanyaan yang ia lontarkan sangat proposional. Aku menghentikan langkahku.

  "Lalu? Apa aku harus menggigitnya? Atau menguburnya hidup-hidup?" Ujarku, Eunji hanya tersenyum manis lalu memelukku dengan erat. "Aku mencintaimu Heo Young Ji." Tuturnya terus berjalan dengan posisinya yang seperti ini. "Kenapa kau mencintaiku, Jung Eun Ji?" Candaku membiarkannya terus seperti ini.

  "Karena aku mencintaimu." Jawabnya mencium pipiku. "Hey..." Aku sedikit terkejut, namun itu membuatku sedikit bahagia. Terima kasih Eunji, hanya kau seorang yang bisa mengerti keadaanku.


  Kami pun masuk kelas dengan lelucon konyol kami, walaupun hanya berdua, ini terasa sangat menyenangkan, kuharap Eunji akan terus menemaniku sampai kapanpun. Saat aku masuk ke dalam kelas, hinaan dan ledekan kuterima.


  "Ouh, bukankah itu Heo Young Ji? Si otak udang." Ledek Jindong menertawaiku. "Aisssh, diamlah kau." Kesalku memukul kepalanya.

  "Hey, ini menyakitkan." Keluhnya memegang kepalanya sambil berteriak padaku. "Ucapanmu lebih menyakitkan, bodoh." Santaiku berjalan ke tempat dudukku yang ada di belakang.


  "Daebak. Si otak udang ini sudah pandai berbicara rupanya?" Ujar Daewon yang memang selalu mengeluarkan kata-kata pedas dari mulut dowernya itu. Huuh baiklah Heo Young Ji, hiraukan dia, beri dia kacang yang menumpuk di kulkas, anggap saja ia hany seekor serangga.

  "Hey Son Dae Won, jaga ucapanmu." Eunji tak terima akan ucapan Daewon, namun segera kutarik tangannya agar masalahnya tak jadi rumit. Namun, Daewon salah pengertian rupanya, dengan sangat menakutkan dia menghampiriku, dan..


  "Heuh, sombong sekali kau h1$%^?.," Ujarnya sambil menjambak rambutku. Aku memang bodoh tapi aku tak bisa membiarkan diriku terluka.

  "Son Dae Won, apa yang kau lakukan." Teriak Eunji berusaha melepaskan genggaman Daewon pada rambutku, tapi nihil, mengingat postur tubuh Eunji lebih kecil dari Daewon, sekarang Eunji malah terlempar karena emosi Daewon yang meluap-luap. Tak ada seorang pun yang ada di kelas ini memisahkan kami, mereka malah sibuk meneriaki Daewon agar memenangkan pertempuran kali ini. Ya Tuhan, aku benar-benar tak kuat, tenagany sangat kuat membuat kepalaku sangat pusing.

  "Apa kalian anak kecil?" Suara yang hanya pernah kudengar sekali itu menghentikan semua, termasuk tangan Daewon pada rambutku.


Bersambung dulu ya..

Post a Comment