Sahabat dan teman.    Mungkin dua kata itu tidak asing lagi di indra pendengaran kita. Keduanya memiliki keterkaitan satu sama lain dan bahkan memiliki arti yang sama. Di dalam kamus Umum bahasa Indonesia sendiri, 'sahabat' itu berarti kawan atau teman dan 'teman' berarti sahabat atau kawan.


  Tapi pandangan anak jaman sekarang berbeda, begitupun dengan saya ^~^. Menurut saya dan mayoritas penerus bangsa abad ini, sahabat dan teman ini memiliki perbedaan. Haha dan pada intinya, artikel saya kali ini akan membahas 'Perbedaan Sahabat dan Teman'.


  Untuk seseorang yang selalu menemani dan berbagi tawa, anak muda jaman sekarang mengategorikannya ke dalam 'teman'. Dan seseorang yang selalu bersama, menemani, berbagi tawa, duka, mereka masuk ke dalam kategori 'sahabat'. Baiklah, walaupun pembukaan kurang nyesss.. saya akan langsung saja mengajak anda anda sekalian ke poin-poinnya :*



1. Percaya

 Alasan seorang teman hanya berbagi tawa tanpa duka adalah bukan karena mereka tak ingin kita ikut sedih akan dukanya, melainkan mereka tidak mempercayai kita. Berbeda dengan seorang sahabat yang biasanya blak-blakan akan dukanya, apalagi jika sedang putus cinta.


  Pada hakikatnya, sebuah hubungan harus mempunyai kepercayaan satu sama lain, begitupun dengan hubungan persahabatan. Jika salah satu pihak tidak menyimpan kepercayaan pada pihak lainnya, maka itu tidak bisa dikategorikan sebagai hubungan. Tapi ingat, manusia itu mahluk yang labil, pilihlah hal-hal yang harus sahabatmu ketahui dan tidak. Milikilah rahasia dan jangan terlalu mempercayai, untuk ini kita kembali pada kodrat manusia yang tak sempurna.


2. Sikap

  Ini yang harus paling diperhatikan :D. Saya paling ahli menebak seseorang dari sikapnya :p. Kenalilah! Saat kita terluka karena keteledoran, seorang teman akan bersikap lembut sambil bertanya 'Gak papa?'. Khawatir iya, tapi mereka salah.


  Lalu bagaimana dengan sahabat? Haha, mereka akan bersikap 180° berbeda dari teman. Bukan khawatir mereka malah kesal dan memarahi kita, hehe mungkin lebih tepatnya menasihati. Mereka cenderung seperti itu, karena sangat peduli dan tidak ingin kita terluka untuk yang kedua kalinya.


3. Lisan


  Untuk ini, seorang teman akan hati-hati akan indra pengecapnya. Mereka takut menyakiti hati kita, walau banyak hal yang ingin diutarakannya dan itu kembali pada poin pertama, yaitu 'Percaya'. Mereka tak yakin dan tak bisa menjamin apa kita akan terima dengan ucapan yang ingin dilontarkannya.


  Blak-blakan sudah menjadi hal umum seorang sahabat. Tak jarang, kekurangan kita sering dijadikan bahan lelucon. Dalam hal serius pun, mereka tak akan ragu untuk mengatakan apa yang ingin mereka sampaikan pada kita.


4. Marah


  Jika kita kesal akan tindakannya, seorang teman akan langsung terang-terangan meminta maaf. Berbeda, sahabat akan selalu menunggu kekesalan kita reda. Tapi mereka tidak diam, dari sudut lain mereka memperhatikan kita dan memastikan kita baik-baik saja, setelah itu barulah mereka meminta maaf. Haha, tapi jangan aneh jika isi permintaan maafnya tak seperti orang normal meminta maaf. Sebagian besar dari mereka menggunakan lelucon sebagai pembukaan.


5. Tawa


  Haha :D Ini yang paling menonjol dari persahabatan Saya.
Seorang teman cenderung tertutup dan jaim, begitupun dalam hal tertawa. Jika kejadian menggelikan terjadi dan tertawa, seorang teman akan menutup mulutnya yang tengah terbuka lebar. Kalau si sahabat sih cuek-cuek saja, tanpa rasa malu mereka bahkan menunjukan tenggorok mereka dan barisan gigi mereka.


6. Kepedulian


  Untuk kategori ini, Saya mengambil dari sebuah comic meme.
Saat kita terjatuh, seorang teman dengan sigap akan menolong kita, lalu menanyakan keadaan. Kalau si sahabat berbeda, mereka akan menertawakan kita terlebih dahulu dan jika sudah puas, baru mereka akan menolong -_-.


7. Perhatian


  Saya ambil contoh satu ya. Besok adalah hari pertama kita ujian di sekolah, kita belajar dari waktu ke waktu. Saat itu, peran teman adalah menyuruh kita untuk beristirahat. Lalu peran sahabat, terus menyuruh kita belajar agar berhasil.


8. Status


 * Saat berpapasan dengan orang baru
O : "Siapa ni bro?"
T : "Temen gue, Siska. Cewe tercantik sekomplek."

O : "Siapa ni bro?"
S : "Pembantu tetangga gue cuk, kasian gue liat dia bengong di depan tempat sampah, jadi gue pungut aja ke sini."

  Bhaaaaq :v Yang punya sahabat pasti lebih ngerti.



  Mungkin itu hanya beberapa poin yang bisa Saya sampaikan :) Bagaimana? Apa sekarang sudah bisa membedakan antara teman dan sahabat versi anak jaman sekarang? :D Tapi, sadarkah kalian, hampir semua poin-poin di atas menunjukan karakter sahabat yang mirip seorang ibu dan karakter teman yang mirip seorang Ayah? Subhanallah :) Jadi, walaupun keduanya memiliki perbedaan, jangan bedakan mereka. Perbedaan ini hanya dari cara mereka mengekspresikan diri terhadap kita.
  Tetap bersama sahabat dan teman, hargai dan sayangi mereka sebagaimana kita menyayangi Ayah dan Ibu, karena mereka sama-sama memiliki peran penting di dalam kehidupan. Mohon maaf jika ada kekurangan dan kesalahan kata dalam artikel Saya ini. Semoga bermanfaat. ^^



*Artikel ini dibuat dengan melihat mayoritas sifat. Jika ada hal yang tak sesuai, mohon dimaafkan.
*Artikel ini dibuat bukan untuk menyinggung siapapun 

Post a Comment