Karena jalan-jalan nggak melulu berkutat dengan hal yang indah-indah.

Saya selalu terkesan dengan foto teman-teman saya waktu berkunjung ke Omah Kayu, Gunung Banyak, Batu. Difoto dari kejauhan, sedang berdiri ataupun duduk di rumah kayu, berlatar pemandangan kota Batu diselingi sedikit kabut.

Berbekal excitement itu, berangkatlah saya dan seorang teman saya ke Omah Kayu. Kondisi motor harus baik karena jalannya nanjak terus. Papan penunjuk arah banyak tersedia jadi kemungkinan nyasar kecil. Karena jadi satu dengan objek wisata paralayang maka bayarnya dua kali, pertama bayar masuk ke wisata paralayang, kedua bayar masuk ke Omah Kayu. Masing-masing lima ribu rupiah. Kalo mau main paralayang nambah lagi, tiga ratus ribuan katanya.


Sampai disana saya foto-foto dulu di area paralayang mumpung sepi belum ada kegiatan lepas landas. Hamparan kota Batu terpampang nyata di depan mata. Anginnya besar karena ya emang gitu kan biar parasut orang paralayang bisa ngembang? Terus agak panas karena sudah pukul 09.00 WIB. So far, mood masih oke dan terkendali.





Kemudian menuju ke tujuan utama: rumah kayu. Duh nggak sabar banget rasanya mau ngalay. Begitu sampai di depan pintu masuk area rumah kayu, terpasang kertas bertuliskan: FULL BOOKED, BUKA JAM 11.00.

Krik krik.

Pingin marah tapi ke siapa, masak ke yang booking kan nanti dimarahin balik orang mereka udah bayar.

Pingin teriak tapi takut disangka kesurupan.

Pingin biasa aja tapi nggak bisa.

Duh.

Yasudah mau nggak mau nunggu sampe pukul 11.00. Biar mood nggak makin berantakan, saya jalan-jalan di sekitar pepohonan pinus, sesekali duduk, terus selfie. Jalan-jalan lagi agak naik sedikit, sesekali duduk, terus selfie. Udah gitu terus sampe capek dan bosen dan banyak anak SD main di situ.






Singkat cerita Omah Kayu-nya akhirnya dibuka untuk umum. Udah banyak yang masuk ternyata. Ngantri di belakang geng hits kekinian. Wah bakal lama nih nunggu mereka selfie. Ya padahal udah dijadwal maksimal enam menit di atas rumah kayu. Saya aja yang kadung sensi.

*lirik anak-anak SD di rumah kayu sebelah*

Buset! Ada kali dua belas anak naik semua ke rumah kayu. Padahal kapasitas rumah kayunya hanya untuk empat orang (atau enam ya, lupa). Anak-anak ini pemberani sekali rupanya. Saya ngeri lihat satu rumah kayu diisi banyak anak. Posisi rumah kayunya tinggi banget kalo dari dasar tanah.

Nah ini yang "ngusirnya" cepet. Hehehe. Maaf ya adik-adik, kalian sudah lebih dari enam menit sih mainnya.

Begitu naik, menikmati pemandangan dulu sebentar, foto-foto, udah selesai. Tiga menitan aja. Sudah hilang selera terhadap rumah kayu. Jadi kesannya cuma "ooo begini ternyata Omah Kayu itu, ooo". *kabutnya udah ilang, udah siang* *nggak bisa minta difotoin dari jauh karena banyak yang antri*




Cus ke Coban Rondo. Minggu depan ya ceritanya! Bye~~~

XO

Post a Comment