안녕하세요..
Assalamualaikum...

Depan Deoksugung (덕수궁)
Lama sekali saya tidak nongol di blog ini. Bukan karena kehabisan bahan, tentu saja sebaliknya, karena menjalani 'kehidupan baru' di negeri orang, sebenarnya ceritanya malah bertumpuk-tumpuk, semua-muanya bisa menjadi cerita,bisa jadi hiburan dan jadi pelajaran buat saya.Tapi karena satu hal yang pasti 'KESIBUKAN',apa daya... saya tidak punya banyak waktu luang. Setiap ada waktu luang saya memilih untuk mengistirahatkan otak dari segala aktifitas berfikir dan merebahkan badan dari banyak gerakan.. wkwkwk

Maafkan diriku yang suka berbasa-basi...

Meski belum juga genap 3 bulan di Korea, meski juga saya belum benar-benar memahami negara ini, tapi sudah banyak hal yang bisa saya ceritakan pada orang-orang. Khususnya bagi orang-orang yang ingin sekali datang kesini entah hanya untuk berlibur, entah untuk sekolah, bekerja maupun cari jodoh. Uhuk uhukkk...

Kenapa saya menuliskan ini adalah... biar anda-anda atau teman-teman sekalian yang punya rencana disini selain berlibur, semoga saja bukan hanya berdasarkan hanya karena 'ingin' saja. Karena suka Kpop, karena pingin jalan-jalan, karena pingin makan siang tiap hari di namsan tower, karena ingin kelihatan beken atau karena pingin ketemu jodoh orang samsung, dll.

Begitu juga agar anda semua tahu bahwa anak Indonesia di Korea itu isinya bukan hanya jalan-jalan dan Kpop tour. Mereka ternyata punya banyak kegalauan... hhihihihi

Jadi pertimbangan untuk memutuskan sekolah di Korea itu harus benar-benar karena alasan-alasan yang lebih relevan dan realistis, jiaahh... maksudnya bukan hanya karena 'nafsu' belaka. Tapi lebih karena kebutuhan dan melihat kesanggupan pada diri, kalau nggak bisa semaput... bener deh.

Saya akan menceritakan garis-garis besarnya saja secara singkat dulu, meski bisa dibilang belum 100% akurat, tapi inilah yang aku lihat dari pengalaman sendiri dan melihat pengalaman orang lain.

1. Korea sebagai Tempat Berlibur

Deoksugung (덕수궁)
Oke, pertama-tama saya akan bahas topik yang ringan tapi membutuhkan biaya yang gak ringan pula pastinya. Wkwkwk. Sebagai tempat liburan of course as you all know, Korea is interestingfor me it's recommended... Korea adalah negara yang bisa dinikmati setiap sudutnya. Bahkan melihat kumpulan bangunan dengan tulisan-tulisan Korea mungkin bisa jadi objek foto. hehehe.


Dan pemandangan yang bersih dengan corak tradisinya yang khas akan membuat kita tidak akan bosan dengan setiap bagian di Korea. Mau jalan-jalan di kota Seoul doank aja kagak bakal habis-habis. Satu deret di sekitar Deoksugung aja ada banyak tempat buat kita foto-foto dan explore. Ada Gwanghwamun, Gyeongbukgoong, Cheonggyecheon, Sejong Iyagi... dll.
Nanti di kesempatan lain akan aku sebut lebih detail yaaa....

Depan Deoksugung (덕수궁)


2. Korea sebagai Tempat Kuliner

Soal kuliner. Meski makanannya banyak yang kurang cocok dengan lidah Indonesia, meski yang enak juga ada, tapi jarang ada yang lebih enak dari makanan Indonesia. hoho. Mungkin selera sih ya karena kita sudah terbiasa dengan cita rasa makanan dengan ragam rempah-rempah di Indonesia.

Menurut survey di lapangan, lidah-lidah Indonesia seperti kita, lama kelamaan bisa eneg makan makanan Korea yang kadang rasanya hampir mirip semuanya. Menurut hasil pengamatan pada diri sendiri beberapa orang asing mengatakan kalau makanan Korea itu 'bentuknya saja yang menggoda' tapi rasanya.. Hmmm... Bukan nggak enak banget sih, lebih ke nggak cocok aja. hehehe

Memang sih saya belum mencoba semua makanan Korea karena saya hanya konsumsi makanan yang aman bin 'halal' bin bebas dari ngok-ngok (oo) dan alkohol, jadi makanan yang saya coba pun terbatas. Ini memang soal selera, tapi saya akan menjabarkan soal makanan untuk muslim saja ya... karena lainnya saya nggak paham. hehe

Makanan Korea yang menurut saya sangat bisa dinikmati adalah... Bulgogi. Pasti tahu dooonk...
Rasanya enak banget... Harga berkisar 10.000 won keatas (Sekitar Rp 100 ribu lebih) Tapi karena saya ditraktir sama profesor, jadi rasanya makin enak. Wkwkwkwkwk

Bulgogi (불고기)
Soal ramyun (mie Korea)... Ramyun instan yang sering sekali ditanyakan pada saya adalah Samyang Ramyun pedas Buldarkbokkeum-myun (불닭볶음면). Nampaknya dia populer di Indonesia tapi saya nggak pernah menyadari sebelum berangkat ke Korea.Hehehe

Dan saya belum pernah makan sekalipun karenaaaa....  Hampir tak ada ramyun instan Korea yang suci dari campuran babi (jiah). Kalaupun ada produk mie instan Korea yang dijual di Indonesia seperti Shin Ramyun yang dijual di indomaret, itu sudah di 'versi'kan ke halal. Jadi produksinya beda. Shin Ramyun yang dijual di Korea kebanyakan masih versi non-halal. Begitupula 불닭볶음면 di Korea, tidak ada yang halal. Jadi saya belum pernah makan, justru yang dijual di Indonesia kemungkinan halal... Tapi lebih baik cek logo dulu ya...

Dan kesimpulannya, kamu akan kesusahan makan di Korea karena kamu muslim dan kedua karena mahal sekali.

3. Korea sebagai tempat belajar (sekolah)

Dan yang ketiga ini adalah tujuan saya datang ke negara ini. Yaps, sekolah...
Berpengalaman baru 3 bulan tapi saya sudah bisa sedikit memberitahukan suka duka yang dirasakan mahasiswa mahasiswa khususnya dari Indonesia saat datang kesini.

Sebenarnya saya ini nggak paham apakah Korea ini negara yang excellent pendidikannya sehingga peminat foreignernya cukup banyak. Ataukah dia begitu terkenal dan banyak yang datang karena pengaruh entertainment yang memang cukup mendunia, atau karena dia memang negara maju, macan asia kedua setelah Jepang. Saya belum benar-benar paham soal itu...

Yang jelas, saya sangat menginginkan sekolah disini sudah diluar ambisi seorang Kpopers, karena saya sudah lama pensiun dari dunia fangirl. Tapi jika saat ini saya belum dapat kesempatan sekolah keluar negeri dan mendapat penawaran sekolah dimana saja, saya tetap pilih Korea, karena skill dan bakat saya adalah bahasa Korea. Masa mau belajar bahasa Korea di UK? hehehehe.

Sembari sekolah S2 yang kelasnya hanya ada seminggu sehari saja (tiga matkul, yeaaayy) saya bekerja di sebuah Korean Language Institute (KLI/ 한국어교육원) di kota Cheonan (천안). KLI ini tempat belajar bahasa Korea buat siapa aja dengan tujuan apa saja, dan tentu saja untuk foreigner dan anak orang Korea yang dibesarkan di luar negeri dan menggunakan bahasa negara lahirnya.

Ada yang tujuannya untuk sekolah S1 S2 maupun S3 yang disyaratkan TOPIK 3 untuk bisa lanjut, ada yang untuk kerja, ada yang karena nikah sama orang Korea, ada pula yang cuma untuk senang-senang (kebanyakan duit kali ya...)

Dan kesulitan setiap anak dari setiap negara mungkin beda-beda. Tapi kurang lebih beberapa hal yang harus anda ketahui sebagai pertimbangan saat ingin sekolah keluar negeri maupun tinggal dengan alasan apapun adalah berikut...

a. Harga di Korea mahal

Mungkin ini bukan masalah besar, tapi lumayan jadi masalah utama bagi orang Indonesia.
Biaya hidup lumayan besar. Biaya makan, biaya transportasi, dan biaya jajan... hehehe

Bayangkan saja, kalian mau beli snack sejenis lays atau citato aja paling murah harganya 1500 won, yang sebanding 15000 rupiah. Kalau di Indonesia itu kan sudah bisa dapat ayam lalapan. huhu...

Dan cemilan kayak tteokbokki aja harganya 3000 won / 30000 rupiahan. Di Indonesia itu kita udah dapat makanan mahal di resto. Dan disini kita cuma dapat jajanan pinggir jalan. Sedih..


Indomie Import-an Korea
Dan yang paling kelihatan adalah harga produk import Indonesia yang sewaktu-waktu pasti kita butuhkan. Indomie disini satu bungkus harganya setara dengan 6000 rupiah, dan satu kotak tolak angin yang di Indonesia cuma 30ribuan disini 120000 rupiah. Wohohooo.

Makan bibimbap 7000 won, bulgogi 10000 won, sekali naik bus kotanya 1500 won.
Ya tinggal kalian kalikan 10 aja (kira-kira/bisa lebih) dan jadilah angka rupiah.

Transportasinya juga nggak kalah membebani. Kalo di Indonesia naik angkot ke pasar naik angkot atau bis kota aja cuma 4000 - 5000 yang itu aja udah di anggap mahal. Di Korea.... 1500 won an yang berarti 15000 rupiah lebih. Kalau di Indonesia harga segitu udah bisa dibuat naik bis antar kota jarak tempuh 2 jam an... huhuhuhu



Ya emang sih sebagian teman bilang, "Jangan rupiahkan harga". Kalau setiap mau beli dan kita konversi uang ke rupiah, maka yang jadi malah kita nggak akan jadi beli apa-apa. Tapi yang saya tekankan adalah, kalau uang yang kita bawa kesini adalah uang rupiah, maka kita akan membutuhkan jumlah rupiah yang sangat besar. Contohnya saat kita masih minta kiriman orang tua untuk membiayai keperluan hidup kita di Korea, kalau nggak anaknya orang borju banget, sepertinya bakal sangat berat.

Mungkin hal seperti ini bukan hanya di Korea, tapi di banyak negara lain, mengingat nilai tukar rupiah kita masih lemah, tapi yang jelas... Ini gambaran harga di Korea buat kalian yang ingin mengira-ngira. Apalagi buat orang seperti saya yang sangat otak hemat dan perhitungan. wkwkwk.

Jadi kalau mau pakai uang di Korea dengan tenang maka carilah sumber dana dari Korea pula. Misal dari beasiswa yang sudah mencakup banyak hal (bukan tuition saja) atau kerja kita yang nominalnya dengan won, bukan rupiah. Hehe pendapat, kecuali duit kalian mau di dollarkan juga masih banyak so no problem...


b. Rencana sekolah sambil bekerja

Hal seperti ini banyak ditawarkan bahkan direncanakan oleh banyak mahasiswa, khususnya mahasiswa dari Indonesia. Nekat berangkat meski belum dapat beasiswa, karena ada kabar dan rekomendasi bahwa di Korea bisa memenuhi biaya sekolah dengan bekerja.

Ya memang cari kerjaan (khususnya part time) di Korea buat mahasiswa luar negeri kayak kita nggak sulit (gampang banget juga nggak). Dan hasilnya kalau di konversikan di Indonesia (lagi-lagi) ya lumayan banyak. Tapi kalau disetarakan dengan biaya hidup di Korea saya masih belum bisa mengkalkulasi dengan jelas.



Perjamnya 6000 won kalau di rupiahkan 60.000 rupiah lebih. Lumayan banget kaaaan...
Tapi mengingat biaya hidup di Korea besar juga, jadi ya nggak bisa disetarakan dengan rupiah juga kecuali uang itu di transfer ke Indonesia. Dan kerjaannya pun macam-macam, dan seperti yang mungkin kaian duga, kerjaannya butuh tenaga. Bukan hanya seperti input-input data di komputer, tapi yang lebih banyak adalah seperti cuci piring, pramusaji, kelola barang bekas, dan sejenisnya.

Tapi hal lain yang mungkin agak sedikit nggak terpikirkan adalah... bukan saja biaya sekolah yang berat (30 juta rupiah persemester) tapi kita masih harus mikirin biaya sampingannya yang nggak bisa dikesampingkan sama sekali. Seperti biaya tempat tinggal, makan dan transportasi.

Di beberapa kampus di Korea, untuk biaya kuliah mahasiswa asing yang berhasil dapat TOPIK 3 maka akan mendapatkan potongan SPP sebesar 50% jadi biaya SPP asal itu bisa menjadi sekitar 18 jutaan. Nah kalau TOPIK 4 dapat potongan 55% dan TOPIK 5 & 6 berapa ya... Ku lupa ntar dicari lagi, wkwk mianhae.

Terus untuk asrama kalau di rupiahkan kita kira-kira butuh 7 juta rupiah persemester, dan ingat, semester disini bukan 6 bulan. Dan jika semester kuliah berakhir, maka berakhir pula kontrak asrama kalian. Ada biaya sendiri untuk tinggal di asrama saat libur.  

Belum makannya. Kalo mau masak, harap diketahui kalau harga sayur satu iket aja 1000 won, tomat 6 biji 5000 (50puluh ribu rupiah!) begitu pula kentang 5ribu won, tahu 1500 won... wahhh.... sesuatuh banget dah pokoknya.

Belum lagi, kerja sambil sekolah itu sebenarnya nggak gampang. Oke, memang kuliah jadwalnya nggak full dan rutin kayak sekolah, sama lah kayak perkuliahan di Indonesia. Tapi bagaimana dengan tugas dan waktu belajar kita? Kadang kita butuh waktu luang untuk itu, tapi karena kerja part time yang memakan waktu dan tenaga.
Mau mengejar pendapatan agar cukup untuk biaya sekolah, maka jam kerjanya pun butuh banyak. Alhasil nggak bisa konsen belajar. Kita udah capek, jadi itu agak terganggu. Mungkin ini nggak berlaku buat pejuang keras yang no excuse, dan suka tantangan. Tapi kebanyakan manusia itu kan suka berkeluh kesah... (kata Al-Qur'an, hehe) Sedih, tapi kenyataan kan?


c. Bahasa Korea

koreandaily.com

Tidak semua kampus mewajibkan mahasiswa luar negeri bisa berbahasa Korea. Untung sekali jika yang diterima di universitas Korea yang punya international class yang mumpuni dengan pengajaran berbaha Inggris. Jadi banyak juga yang sudah beberapa lama kuliah di Korea tapi dia hampir dikatakan belum mengerti bahasa Korea. Ada pula yang nggak bisa bahasa Korea sama sekali tapi diterima beasiswa KGSP.

Tapi.... Yang lebih banyak terjadi disini adalah
- Setelah diterima beasiswa dia harus pelatihan bahasa Korea dahulu selama 1 tahun di Korean Language Institute (KLI). Meski KLI nya nggak bayar, dia harus memenuhi syarat TOPIK level tertentu untuk bisa melanjutkan kuliahnya. Kalau dalam batas waktu tertentu dia belum lulus TOPIK juga. Maka beasiswa batal diberikan dan dia dipulangkan tanpa ampun.... huhu hehehe.
- Adapula yang gak diwajibkan TOPIK tapi dosennya ngajar pake bahasa Korea. Serasa berada di planet lain, nggak bisa nangkep pelajaran apapun dan harus mati-matian cari materi serupa yang berbahasa Inggris.



Dan sistem pelajaran KLI itu pada umumnya satu semester hanya 3 bulan. Pelajaran dibagi menjadi level-level beginner (1,2,3), intermediate (1,2,3), advanced(1,2,3). Satu semester biasanya bakal naik 1 - 3 level tergantung nilai. Pelajaran senin - jum'at jam 09.00 - 13.00. Kehadiran yang nggak memenuhi syarat maka nggak bisa meneruskan ijin tinggal di Korea (berkaitan dengan visa)

Melihat kegiatan siswa-siswa KLI, memang lumayan berat. Karena kita dilatih untuk fasih bahasa dalam 1 tahun. Dan sekalipun kita sudah lulus TOPIK, jika kita masuk ke perkuliahan. Maka masalah baru kita adalah perbendaharaan kata. Banyak sekali kata-kata 'berat' yang keluar dan tidak kita mengerti sama sekali.

Bahasa itu gampang-gampang susah. Kalau niatnya kalah, pasti stress banget untuk survive di negara orang tapi punya kendala bahasa.

Dan masalah satu lagi adalah masalah homesick... hehehe..
Baper banget waktu menyadari kita tahunan berada di negara orang dan kehilangan momen bersama keluarga dan nggak bisa menikmati makanan dengan rasa lidah sesuai kita. kekekek..

Jadi konklusinya... 
Untuk pergi ke Korea (mungkin berlaku untuk di negara lain), khususnya untuk sekolah..
Hal yang perlu dicermati dan sangat diperhitungkan adalah soal

- Tuition alias SPP sekolah 




Yang biasanya persemesternya 4 bulan dengan SPP berkisar ₩3 juta/ semester.





- Tempat tinggal
Entah mau tinggal di 기숙사 (dorm/ asrama universitas)
Berkisar minimal ₩500000 (exclude makanan) - ₩800000 (exclude makanan)/ 4 bulan
Atau dorm KLI (Korean Language Institute) yang saya tinggali berkisar ₩700000 (include makanan/3 bulan)
Masa libur sekolah (방학) bayar sekitar ₩5000/perhari  














하숙집

atau 원룸 (one room)


- Makanan

Entah itu makanan asrama (harga berkisar 3000 - ₩4000 sekali makan, tapi tidak semua asrama kampus menyediakan makanan halal untuk muslim)

Atau masak sendiri (dengan bahan sayur dan buah yang mahal (5-10 kali lipat dari Indonesia), daging ayam ₩5000 perekor, makanan instan dan makanan jadi yang HALAL langka)

- Transportasi

Bus sekali jalan ₩1350 (Kalau oper bisa gratis)




 










Taksi sekali jalan argo minimal sekitar ₩3000 













Naik kereta bawah tanah (지하철) tergantung jarak, tapi biasa minimal harga ₩1250 - ₩1350  
 















Sekian...
Tujuan saya ini bukan untuk menakut-nakuti kalian yang ingin belajar di Korea. Semua juga tahu banyak sekali anak Indonesia yang sukses sekolah di Korea maupun negeri manapun tanpa kendala besar. Semua relatif tergantung kemampuan masing-masing. Tapi tujuan saya menulis ini adalah untuk menghindari kasus yang sama yang sudah saya temui disini. Banyak juga anak-anak  yang ingin mengundurkan diri, protol dan putus asa karena kurangnya taksiran yang tepat soal keuangan maupun kemampuan akademis sendiri. Sementara itu berarti mereka sudah rugi waktu dan uang. Jadi buat semua, jangan hanya ambisi karena suatu maksud tertentu saja. Tapi ukur dulu kemampuan yang diperlukan untuk menjalani kehidupan di luar negeri yang sebenarnya nggak mudah ^^ Way to go!!


Post a Comment