Aku selalu berharap. . .
Luka hati ini akan mengering seiring berjalannya waktu. . .
Tapi, pada kenyataannya. . .
Pada akhirnya luka hati ini tidak pernah bisa mengering. . .
Dan terus menganga di hatiku sampai aku mati. . .


The Guardian : Under The Rain

Kenangan yang ingin ku lupakan. . .
Tapi, tak pernah bisa ku lupakan. . .
Rasa sakit itu tetap ada di hatiku. . .
Tetap mengoyak dan melukai . . .

*Ctak* (Airmata menetes)
Ezuki berumur 16 tahun : "Mama, aku benar - benar ingin melupakanmu dan menganggapmu tidak ada. Sama sepertimu yang selalu menganggapku tidak pernah ada!"

*Zraaaash* (Hujan yang turun semakin deras)

Hujan itu terus saja turun. . .
Tapi, tak pernah bisa membasahi hatiku. . .
Tak pernah bisa mencuci lukaku. . .

*Zraaaaaash*
Ezuki berumur 7 tahun : "Hhhh" (Berteduh di gedung)
Ritsu : "Hm? (Menoleh ke arah Ezuki) Kenapa kamu selalu menghela nafas ketika hujan turun, Ezuki?"
Ezuki : ". . ."
Ritsu : "Kamu tidak suka hujan?"
Ezuki : "Ya. . ."
Ritsu : "Kenapa?"
Ezuki : "Karena hujan. . . (Merapatkan jaket) Membuat segalanya terasa jauh lebih dingin!"
Ritsu : "Apa kamu sama sekali tidak merasa kalau hujan itu indah?"
Ezuki : "Hm?"
Ritsu : "Aku suka sekali hujan. . . (Memandang air hujan) Ah!!! (Tersenyum) Karena mama akan menjemputku setiap kali hujan turun! Mama. . ." (Berlari sambil melambaikan tangan)
 *Crak crak* 
Ny. Keiya : "Ritsu, jangan berlari di bawah hujan. Nanti kamu sakit, sayang" (Memegang payung)
Ritsu : "Mama lama sekali menjemput Ritsu. . . (Memeluk Ny. Keiya) Ritsu kedinginan!"
Ny. Keiya : "Kamu tidak akan kedinginan kalau saja kamu tidak menerobos hujan, Ritsu!"
Ritsu : "Ah. . . (Menoleh ke arah Ezuki) Ezuki, ayo pulang bersama kami!"
Ezuki : ". . ." (Menggelengkan kepala)
Ny. Keiya : "Ayo, Ezuki. . . (Tersenyum) Bibi akan mengantarmu! Sepertinya hujan ini akan bertahan lama. . ."
Ezuki : "Terima kasih, bibi! Tapi, tidak perlu. . ."
Ritsu : "Ah, Ezuki sedang menunggu dijemput mama Ezuki, ya?"
Ezuki : "Ehm"
Ny Keiya : " Kalau begitu kami akan menemani Ezuki sampai mama Ezuki datang!"
Ezuki : "Tidak perlu, bibi. Bibi dan Ritsu pulang duluan saja. Lagipula, Ritsu sudah kedinginan!"
Ritsu : *Drrrrt* (Menggigil)
Ny. Keiya : "Ah, itulah sebabnya mama tidak suka kamu hujan - hujanan, Ritsu! (Membetulkan jaket Ritsu) Kalau begitu kami duluan, ya, Ezuki!"
Ezuki : "Ya. . ."
Ritsu : "Daaah, Ezuki!" (Melambaikan tangan)
Ezuki : "Menunggu dijemput mama? Adegan itu hanya akan ada dalam mimpiku!"
*Zraaash zraaaaash*
Ezuki : "Hhuh. . . (Melihat orang - orang lalu lalang dengan membawa payung) Apa yang kamu tunggu, Ezuki? Tidak ada seorangpun yang bisa kamu tunggu!"
*Tap* (Berjalan menerobos hujan)

Apa yang aku tunggu?
Padahal aku tahu dengan jelas. . .
Berapa lamapun aku menunggu, tidak akan ada yang datang. . .
Berjalan saja di bawah hujan. . .
Hujan tidak akan membunuhku. . .
Hujan hanya akan menyembunyikan airmataku bersamanya. . .

Ezuki : "Hhh. . . *Tees tees* (Basah kuyup) Seharusnya aku menunggu hujan reda. Rasanya jadi semakin dingin. . ."
Ny. Mebuki : (Duduk sambil menghirup secangkir teh hangat)
Ezuki : "Wanita ini. . . (Mengamati Ny. Mebuki) Yang sempat kuharapkan kedatangannya untuk menjemputku ketika hujan!"
Ny. Mebuki : "Apa yang kamu lihat?"
*Trek* (Cangkir diletakkan di atas meja)
Ny. Mebuki : "Kamu tahu, kan, kalau aku tidak pernah suka dengan caramu melihatku!"
Ezuki : "Mama?"
Ny. Mebuki : "Berhenti memanggilku seperti itu!"
Ezuki : ". . ."
Ny. Mebuki : "Aku benci mendengarmu memanggilku seperti itu. Sedikitpun aku tak pernah menyayangimu dan mencintai ayahmu. . . (Menatap dingin) Itu karena aku sangat membenci laki - laki. Seharusnya kalian berdua tidak pernah ada dalam hidupku. . ."
*Tees* (Airmata Ezuki menetes)

Aku memang membenci hujan. . .
Tapi, aku tak pernah keberatan hujan turun sepanjang waktu. . . 
Karena ketika hujan turun, airmataku akan melebur bersamanya. . .

 Tn. Takashi : "Mebuki, kamu tidak bisa terus seperti ini! Kamu tidak bisa terus - terusan mengabaikan Ezuki"
Ny. Mebuki : "Jangan memaksaku, Takashi! Kamu tahu dengan jelas. Aku tidak akan pernah bisa menganggapnya ada, sama seperti keberadanmu!"
Tn. Takashi : "MEBUKI!!!"
Ny, Mebuki : "Aku sudah melakukan apa yang orang tua kita inginkan. Aku menikah denganmu, aku sudah memberi mereka cucu seperti yang mereka semua harapkan. Tapi, kenapa kalian tidak juga membiarkanku pergi dan hidup bersamanya?"
Tn. Takashi : "Mebuki, ku mohon. . ."
Ny. Mebuki : "Tidak. Aku tidak akan pernah bisa hidup bersama dengan kalian. Aku tidak akan pernah bisa menyayangi kalian berdua. Tidak akan pernah bisa. . ."
Ezuki berumur 8 tahun : "Kalau kamu tak pernah bisa menganggapku ada, lalu kenapa harus membiarkanku terlahir?" (Menyandar di tembok)

*Zraaaaash*

Seharusnya aku tak perlu menangis dan tidak terluka hanya karena penolakan seperti ini. . .
Seharusnya aku sudah terbiasa dengan semua penolakannya. . .
Aku hanya ingin memohon padanya. . .
Tolong, jangan menorehkan luka yang lebih dalam lagi di hatiku. . .

TO BE CONTINUED. . .

Post a Comment