안녕하세요..

Wajah Song Hye Kyo adalah 'kiblat' oplas di Korea


Udah nggak asing lagi kan kalau Korea Selatan sudah lekat sekali dengan image operasi plastiknya? Dengan pandangan masyarakatnya yang sangat mementingkan kecantikan fisiknya?

Nggak dipungkiri, mau orang Korea atau bukan, yang namanya manusia, yang bukan lagi perempuan tapi juga laki-laki menyukai dengan keindahan fisik yang sebenarnya merupakan komponen 'takdir' di kehidupan kita.

Nggak dipungkiri pula, orang yang mendapatkan perilaku istimewa biasanya adalah orang-orang yang memiliki paras ayu nan rupawan. Hanya karena wajah, orang mendapat popularitas, sanjungan, pujian, ini bukan lagi hal yang aneh lagi meski di pandang dari segi manapun, sebenarnya hal ini tidaklah adil. 

Kita hidup nggak bisa pesan hidung mancung, mata besar dan kulit putih, kita tercipta begini tanpa bukannya Tuhan bermaksud untuk membedakan mana yang lebih beruntung dan tidak. Kemudian beberapa orang tidak puas dengan penampilan 'bawaan lahir'nya kemudian melakukan hal-hal yang sebenarnya agak tabu bahkan sangat tabu.

Sebagai seorang perempuan, saya juga pernah merasakan ingin tampil cantik dan menyukai keindahan. Tapi setelah saya pandang sekitar, orang-orang sudah mulai melakukan cara-cara berlebihan, bukan lagi memoles atau sekedar menghias, tapi sampai merubah yang asli, merogoh kocek besar, merasakan sakit, kemudian tampil seperti upgrade menjadi berlipat-lipat berbeda bahkan sama sekali berbeda. Kenapa harus begitu?

Setibanya di Korea, saya mengenal istilah 외모지상주의 yang dalam arti bahasa Inggrisnya adalah  appearance-oriented views. Ini saya pertama kali dengar ketika saya sedang berdiskusi dengan salah satu mentor Korea saya yang mempertanyakan kenapa perempuan Indonesia banyak yang berhijab dan banyak yang tampak tak terlalu dandan atau pakai make up (khususnya make up tebal).

Beda dengan perempuan Korea yang punya 'ritual' make up yang panjang, bahkan terkadang ketika make up itu di hapus akan menimbulkan pertanyaan 'Siapa kamu?' karena saking bedanya. Bukan saja make up, tapi 1 dari 5 perempuan Korea Selatan, atau ada data lain bahwa 80% perempuan Korea Selatan melakukan operasi plastik hanya karena ingin cantik!

Ketika saya sudah menerangkan kenapa perempuan Indonesia berhijab, saya tanya balik, kenapa orang Korea tampak berlomba-lomba untuk cantik? Kenapa sangat mementingkan penampilan fisik?

Dan mentor Korea saya dengan blak-blakkan menuturkan bahwa Korea adalah negara appearance-
oriented views, alias berorientasi pada penampilan fisik. 

Alasan??


Korea adalah negara kecil yang diapit negara-negara besar. 

Awalnya saya nggak sepenuhnya ngeh kenapa ini jadi alasan. Korea ini meski di kacamata orang Indonesia adalah negara maju, tapi bagi mereka, mereka belum di titik sana dan masih negara berkembang yang menuju maju (intinya belum maju). 

Apalagi Korea Selatan ini negara yang kecil, lihat saja di peta, paling sepertiganya Jepang, negara macan Asia, apalagi sama China, negara besar yang cukup punya power yang luas wilayahnya berpuluh-puluh kali lipat dari Korea Selatan.

Selain itu, Korea Selatan juga masih (mmm... gimana ngomongnya ya...), intinya masih berada dibawah ke adidayaan Amerika. Bukan berarti sepenuhnya mereka negara yang di dikte Amerika atau separuh terjajah (aku juga nggak paham politik). Intinya orang Korea masih mengkiblatkan banyak hal pada Amerika.

Sehingga mereka merasa diawasi, diperhatikan oleh negara-negara tersebut makanya mereka berpenampilan sebaik mungkin agar 'bisa dipandang', atau mungkin bisa jadi agar nggak di remehkan.

Ini adalah pernyataan dari salah satu orang Korea yaa... bisa jadi begitu, bisa jadi tidak.


Fakta-fakta operasi plastik di Korea

Fakta yang saya tulis disini bukan diambil dari cerita umum mengenai 'legenda' operasi plastik di Korea tapi dari apa yang saya dengar sendiri dari orang Korea. 

Menurut sumber (salah satu orang Korea yang saya kenal), operasi plastik di Korea sudah berkembang sejak 20 tahun lalu. 

Jika melihat hasilnya yang cenderung memuaskan, harga operasi plastik di Korea tergolong  murah dan terjangkau bagi masyarakat Korea. 

Operasi plastik paling basic dan paling banyak dilakukan adalah membuat lipatan mata (double eyelid/ 쌍커플) karena orang Korea cenderung bermata sipit layaknya mata orang-orang asia timur/ oriental dan hidung, tipikal hidup orang Asia, umumnya berhidung kecil, imut dan tidak memiliki hidung lancip bak bule-bule Eropa.

Orang tua di Korea mengijinkan anaknya untuk operasi plastik, ada yang memberi dana 100% ada pula yang hanya sekedar 'menyokong' / kongsi, huehehe. Bahkan mereka berujar, membiarkan anaknya melakukan operasi plastik dengan harapan anaknya bisa menarik pasangan hidup yang terbaik karena punya penampilan fisik yang bagus. 

Yang lucu, ada seorang ajussi bercerita, "Aku berharap anakku mendapatkan pacar setelah operasi plastik, tapi nyatanya nggak dapat-dapat juga. Ah... pasti karena dia hobi mabuk-mabukan." ujarnya santai membuat aku agak shock. Okey, culture shock kesekian kalinya...

Kemudian dia menambahkan, "Kalian nggak perlu oplas juga bisa dapat pacar kan ya.... hahahaha."
lalu kita (aku dan temanku) ikutan ketawa garing aja.

Saat aku mengungkapkan bahwa dalam ajaran Islam kita nggak boleh melakukan operasi plastik, si ajossi berujar, "Wah, orang Korea kalau nggak operasi plastik ya gawat. Susah dapat pekerjaan bagus, susah dapat pasangan. Apalagi yang terlahir nggak cantik. Hampir semua dari kita lakukan operasi kok. Aplagi artis-artis tuh, lihat saja kalau mereka nanti punya anak, pasti akan berbeda dengan orang tuanya...hahahaha"

Aku nggak tahu ya, apakah karena ini aku sedang berbincang dengan ajossi yang agak serampangan bicaranya atau memang begitu kenyataan. Yang jelas aku menjawab cerita ajossi itu dengan helaan nafas panjang, "Sedih dengarnya, kenapa hidup harus dibuat sebegitu susahnya hanya karena penampilan luar yang bahkan kita tidak pilih saat kita lahir."

"Kalau bukan karena wajahnya karena apa dong orang menikah?"

"Ya karena hati dan otaknya donk.."

"Ah, itu nggak bertahan lama..." ujar ajossi itu melontarkan jawaban yang sangat nonsense. 

"Lah, justru fisik nggak bertahan lama lah ajossi, bakal menua juga..."

Kemudian dia terdiam.

Cerita nyata lagi dari teman facebook aku, dia seorang remaja perempuan di Korea. Dia gendut dan memang tidak cantik, tapi dari postingannya aku melihat dia sangat berjiwa seni, bahkan karya seninya yang dilombakan sering menuai prestasi, tapi yang bikin aku terkejut adalah saat dia curhat, tak tahan dengan orang tuanya. Dia bilang dia satu rumah dengan orang tuanya tapi hampir tidak pernah berkomunikasi dengan orang tuanya, karena orang tuanya benci dia yang dianggap 'jelek' sampai bahkan kakinya pernah dilindas mobil oleh ayahnya sendiri. It's too much

It's not good ya... Inilah salah satu yang disayangkan dari Korea. Meski bukan berarti kalau kamu datang ke Korea dan tidak mempunyai standar kecantikan mereka lantas kamu di diskriminasikan, di bully, atau dikucilkan, sama sekali nggak kok ya... Kenyataan maraknya operasi plastik dan orientasi fisiknya memang kenceng, cuma bukan secara frontal pada semua 'objek'. 

Mungkin akan terasa ketika kamu mengikuti suatu audisi, atau biro jodoh apalagi industri entertainment, mungkin dalam pekerjaan juga. Sementara saya disini hanya mahasiswa asing yang sekolah, jadi nggak mendapatkan perilaku yang gimana-gimana juga kok. Meski bukan berarti sama sekali nggak pernah mengalaminya. Pernah kok... 

Seperti apa?

"Kamu kok nggak dandan sih? Pakai make up lah... Kamu pakai hijab yang fashion dikit lah. Kamu seharusnya pakai maskara. Kamu sebenarnya lebih cantik dari dia, cuma dia pakai pakaiannya lebih mewah."

Dan semacamnya, ngomentari fisik banget, bahkan nggak sungkan membandingkan fisik orang satu dan lainnya. 

Ngomentari dandanan gue yang.... apa banget ini...

Tapi aku mah cuek aja, emang nggak mau dandan, nggak bisa dandan dan nggak bakat dandan. 

Kalau udah ngomongin perihal ini memang jadi ngerasa kita berada di planet yang berbeda sama orang Korea. Beda prinsip dan pandangan terlalu kontras. Saya sih selalu menanggapi santai tapi tetap mengeluarkan pendapat yang tidak bernada memaksa pendengar untuk setuju, yang jelas saya selalu mengatakan fakta yang menegaskan bahwa saya tidak sependapat dengan mereka tanpa ada unsur 'menyerang'. 

Dengan mengetahui hal-hal semacam ini kita kudu introspeksi diri sendiri juga, jangan terlalu terlena dengan kerupawanan seseorang, karena bukan itu value dari seorang manusia. Jangan terlalu histeris sama oppa-oppa atau nuna-nuna, toh kamu nggak tahu kan itu wajah sudah hasil modifikasi atau nggak. Meski nggak pun, jangan terlalu terpusat dengan wajah, membuat orang tinggi hati hanya karena wajah. It's not fair...

Setiap aku berbincang dengan teman-teman Korea ku, beberapa dari mereka secara blak-blakkan mengaku bahwa mereka operasi plastik, dan beberapa mengaku tidak. Nah untuk teman yang tidak operasi biasanya langsung ku puji-puji biar gak pingin oplas, "Kamu udah cantik banget kok... banyak yang bilang gitu, nggak perlu oplas-oplas..." wkwkwkwkwk.

Negara tetangga, Jepang pun tidak memperbolehkan warganya untuk operasi plastik karena wajah dianggap identitas mutlak seseorang. Jika seseorang melakukan operasi bahkan mendapatkan konsekuensi semacam hukuman. I hope bakal begini juga di Korea *mungkinkah?

Sebenarnya sempat ada arah perbaikan soal pandangan ini di Korea beberapa saat lalu saat aku melihat iklan di TV bahwa iklan operasi plastik yang tersebar dimana-mana akan mulai dihilangkan di stasiun subway di Seoul karena mengandung diskriminasi dan appareance oriented view, sebenarnya mereka tahu, tapi kenapa begitu di lestarikan? Meski dalam kenyataannya saya malah melihat iklan operasi plastiknya bertambah banyak dan belum berkurang, hehehe.
 
Semoga kedepannya Korea bisa merubah pandangan ini ya... 

Sekian, kalau ada salah kata, mianheeee... 

Annyong ~


Post a Comment