Bicara soal dulu dan sekarang, entah kenapa aku selalu merasa kalau aku sudah semakin tua. Dan sayangnya, proses menuju 'tua' itu tidak diimbangi dengan semakin baiknya aku sebagai seorang manusia. Ya, aku selalu merasa diriku yang dulu jauh lebih baik dibandingkan diriku yang sekarang. Ketika usiaku semakin bertambah dan aku menjadi seorang yang 'seharusnya' dewasa, ada beberapa hal paling berharga yang justru kubiarkan tertinggal di masa lalu. Sesuatu yang tidak kubawa kemasa sekarang.

Aku mulai menyadari, ketika diriku terperangkap di dalam wujud orang dewasa, aku semakin jauh dari-Nya. Rasa - rasanya diriku di masa kini tidaklah sesering dulu ketika menengadahkan tanganku untuk meminta pada-Nya. Jika ingat hal itu, rasa rindu dan bersalah seolah menyergap hatiku. Rasanya aku ingin kembali ke diriku yang dulu, diriku yang selalu berharap dan percaya pada-Nya.

Aku menulis ini bukan berarti aku sudah kehilangan kepercayaanku pada Tuhan. Tidak, tidak sama sekali. Aku sangat mempercayai-Nya karena tanpa-Nya, aku bukanlah siapa - siapa. Tapi, jika aku menoleh ke masa lalu, akan ada pemandangan yang tidak bisa kutemui di masa sekarang. Bukan hanya aku, kalian pun pasti akan melihat hal yang sama jika kalian juga menoleh sejenak ke masa lampau. Pemandangan dimana sosok kecil kita bergegas menuju masjid untuk mengaji dan shalat berjamaah.

Kawan - kawan sebaya beramai - ramai datang menjemput untuk bersama - sama pergi ke masjid. Yah, meskipun tidak bisa kupungkiri, yang menjadi alasan utama ketika itu adalah hanya untuk bertemu dan bercengkrama bersama teman. Tapi, setidaknya itu merupakan salah satu kenangan paling menyenangkan karena dulu diriku juga pernah memeriahkan masjid.

Ketika aku kembali ke masa sekarang, hal semacam itu nyaris tidak pernah kutemukan lagi. Aku shalat, tentu saja kita semua masih akan melaksanakan ibadah wajib itu, tapi, hanya sebatas karena itu adalah kewajiban. Aku berdoa, tentu saja aku masih berdoa. Tapi, tangan yang terangkat tidaklah sesering dulu.

Dulu, aku sangat mempercayai. . . Ketika hujan turun, itu adalah waktu yang mustajab untuk berdoa maka berdoalah. Ketika ayam berkokok, itu berarti malaikat turun ke bumi maka berdoalah. Berdoalah, berdoalah, berdoalah. Tapi, kini aku berdoa ketika aku sempat. Aku berdoa hanya ketika aku butuh. Selebihnya, lupakan! 

Tidakkah kau pikir itu sesuatu yang sangat mengerikan??? Orang dewasa terkadang justru tidak lebih baik jika dibandingkan dengan seorang bocah kecil. Semakin dewasa, aku merasa kepolosan itu semakin menghilang dan kita juga semakin kehilangan rasa tergantung pada Tuhan.

Rasanya aku ingin berteriak pada diriku sendiri untuk tidak berubah semakin jauh. Untuk kembali seperti bocah polos yang percaya bahwa Tuhan akan selalu ada bersamaku dan mendengar tiap doaku. Seseorang yang tidak akan pernah lelah untuk terus bersujud dan menengadahkan tangannya, bukan hanya sekedar berdoa dikala butuh saja. 

Dulu kita semua tidak pernah mengeluh berjalan kaki demi bisa shalat berjamaah di masjid. Dulu kita akan merasa sangat menyesal dan bersalah ketika perut kecil kita sudah tidak sanggup menahan lapar dan memaksa kita untuk berbuka sebelum waktunya. Dulu, kita selalu rajin menghadiri acara - acara Isra Miraj dan Maulid Nabi kita tercinta walaupun kita harus menahan kantuk. Dulu, bisa dihitung kurang dari lima jari dimana kita tidak melakukan shalat Tarawih di bulan Ramadhan.

Diriku, tidak bisakah kau kembali seperti dulu??? Jika kita terlalu lama meninggalkan Tuhan, aku takut Tuhan juga akan meninggalkan kita suatu saat nanti. Jika sudah seperti itu, pada siapa lagi kita akan berharap??? Karena itu, kembalilah sebelum terlambat!!! Agar kita berdua bisa sama - sama hidup bahagia.

_Cherry Sakura_

Post a Comment