CINTA YANG MELANGGAR BATAS

Serial Mandarin satu ini merupakan salah satu serial paling terkenal di masanya. Siapa yang tidak tahu tentang legenda Siluman Ular Putih yang jatuh cinta pada seorang manusia? Saking terkenalnya, dulu sempat ada sinetron Indonesia yang juga bertema sama, tapi, aku lupa siapa artisnya. Bahkan versi filmnya pun ada.

Untuk kisah cinta Siluman Ular Putih ini, aku tidak akan membahas kisahnya berdasarkan serial TV yang happy ending. Dibandingkan versi serial TV dimana pada akhirnya kekuatan cinta berhasil menyatukan Siluman Ular Putih dengan lelaki yang dicintainya, aku justru lebih suka dengan akhir kisah Siluman Ular Putih dalam 'The Sorcerer And The White Snake'. Itu jauh lebih masuk akal dan sesuai dengan logika. Ya, meski saling mencintai pada akhirnya keduanya harus terpisahkan. Sang Siluman Ular Putih terperangkap selamanya di dalam Pagoda sedangkan Xu Xian hanya bisa berada di luar pagoda.

Ketika menonton film 'The Sorcerer And The White Snake', aku akui sepanjang film berjalan aku terus - terusan mengomel melihat kisah cinta dua dunia ini. Otak dan logikaku selalu saja meneriakkan 'Mereka berbeda dunia. Satu siluman, satu manusia, bagaimana bisa bersatu? Sudah, menyerah sajalah!'. Tapi, seperti halnya lagu Agnes Mo yang berjudul 'Cinta Tak Ada Logika', cinta Siluman Ular Putih untuk Xu Xian benar - benar di luar akal sehat. Ia tak lagi peduli dengan dirinya, yang ia inginkan hanyalah hidup bersama dengan Xu Xian.

Jujur, aku merasa jahat setiap kali berharap Fa Hai berhasil memisahkan Siluman Ular Putih dan Xu Xian. Ketika kebanyakan orang menentang tindakan Fa Hai yang terus mengganggu hubungan Siluman Ular Putih dan Xu Xian, aku justru menjadi pendukung Fa Hai. Sekali lagi, aku seperti itu karena logikaku yang bermain. Siapapun tahu, dua orang yang berasal dari dunia yang berbeda tidak mungkin bisa bersama apalagi bahagia selamanya. Ada begitu banyak hal yang harus dikorbankan, tapi, pada akhirnya tidak akan ada yang bisa didapatkan. Bagaimanapun juga takdir tidak akan pernah merestui. 

Meskipun aku termasuk penentang cinta dua dunia dan selalu berharap Siluman Ular Putih berpisah dengan Xu Xian, adegan dimana Siluman Ular Putih yang terperangkap di pagoda sukses membuatku menangis. Bahkan walaupun aku tahu akhirnya akan seperti itu, aku tetap tidak bisa menahan diri untuk tidak menangis. Seperti halnya Putri Duyung yang jatuh cinta pada manusia, begitu juga dengan nasib Siluman Ular Putih. Setulus apapun cinta yang dimiliki mereka, pada akhirnya akan kalah oleh takdir. 

Dari kisah cinta dua dunia berbeda ini, ada hal yang seharusnya jadi pelajaran. Siapapun bisa jatuh cinta, berhak untuk mencintai, tapi, tetap saja ada batas - batas yang tak bisa dilanggar. Ada tempat - tempat yang mempunyai ruang batasnya sendiri dan jika batasan itu dilanggar maka akan berpengaruh pada keseimbangan semesta. Keseimbangan dan keselarasan itu pasti akan terganggu. 

Anggap saja ada seekor ikan dan seekor elang yang saling jatuh cinta? Meskipun saling mencintai dan memaksa untuk bersama, apakah keduanya bisa hidup berdampingan? Tidak, salah satunya pasti akan mati. Sang elang akan mati lemas jika memaksa turut berada di air, begitupun dengan si ikan yang juga pasti akan mati jika memilih berada di udara bersama sang elang. 

Bukankah itu sudah cukup membuktikan bahwa cinta saja sebenarnya tidak cukup untuk mematahkan batasan - batasan itu? Ada hal yang memang bisa dimenangkan dengan cinta, tapi, ada kalanya cinta itu harus tahu kapan ia kalah dan kapan ia harus berhenti sebelum cinta itu berbalik melukai seperti pisau dua sisi. 

Ketika jatuh cinta, pastikan kita tetap berdiri di tempat yang seharusnya tanpa harus melanggar batas - batas yang telah digariskan. Terkadang batas itu ada bukan untuk mengekang, tapi, menjaga sehingga tidak ada yang terluka dan tersakiti. Batas itu ada untuk melindungi.  Siluman dan manusia, bagaimana mungkin keduanya bisa bersama? Keduanya berbeda dan takdir tak mungkin bisa menyatukan sesuatu yang sedari awal tak pernah ditakdirkan untuk berjodoh. Seperti api dan air, malam dan siang atau matahari dan rembulan. Bisakah mereka disatukan? Tidak, bukan?

Sekali lagi, cinta bukanlah alasan untuk melanggar sebuah batas karena cinta tanpa batasan akan sangat berbahaya. Kau seorang gadis yang jatuh cinta, tapi, yang kau cintai adalah milik orang lain. Apa kau tetap akan melanggarnya meski ada batas bernama status yang menghalangi? Kau pria yang jatuh cinta, tapi, yang kau cintai adalah pria yang sama denganmu. Di depanmu ada batas bernama kodrat dimana lelaki dan wanita dijodohkan oleh Tuhan untuk saling melengkapi, apa kau akan tetap melanggarnya demi pria yang kau cintai? 

Dalam cinta selalu ada batas, batas yang tak boleh dilanggar. Kau boleh jatuh cinta, tapi, bukan berarti kau boleh mencintai suami atau istri orang lalu merebutnya dan menjadikannya milikmu. Kau bebas untuk mencintai, tapi, bukan berarti kau lalu bisa dengan bebasnya berhubungan dengan sesama jenismu atau yang sedarah denganmu? Itu semua adalah batas dan jika kau melampaui batas, apa kau pikir Tuhan akan memakluminya?

Tidak, Tuhan tidak akan memaklumi cinta yang membabi buta dan melanggar batas. Jika setiap orang yang jatuh cinta melanggar batas, maka yang akan terjadi adalah kerusakan di muka bumi. Batasan dilanggar, aturan dilanggar, semua dilanggar, lalu bagaimana damai itu bisa tercipta? Cinta itu seharusnya indah, bukan merusak. Mencintalah dengan semestinya dan tetap tempatkan dirimu di tempat yang seharusnya. 

Jangan mencintai dengan melanggar batas seperti yang dilakukan Siluman Ular Putih. Bukankah pada akhirnya Siluman Ular Putih dihukum atas perbuatannya? Pada akhirnya ia dihukum terkurung selamanya di dalam pagoda seorang diri. Hal itu seharusnya sudah cukup untuk dijadikan pelajaran bahwa cinta yang melanggar batas hanya akan berakhir dengan penderitaan.


_Cherry Sakura_

Post a Comment