Chara!!!
Ezuki Himawari
Chimosu Shimizu
Ran Saionji
Ritsu Keiya
Hinata Asahina


Aku sangat menikmati. . .
Saat aku menjadi milikmu. . .
Walaupun kau. . .
Tidak akan pernah menjadi milikku. . .



Chimo : “🤗 Aku ingin cincin itu!” (Menunjuk cincin yang ada di etalase) 
Ezuki : “Tidak!”
Chimo : “😤 Kenapa dari tadi kamu terus saja mengatakan tidak? (Kesal) Ini sudah yang kedua puluh kalinya kamu menolak cincin yang kuinginkan”
Ezuki : “😒 Aku tidak tertarik dengan cincin – cincin konyol itu! (Memasang wajah malas) Lagipula, sudah kukatakan berulang kali kalau kita sama sekali tidak membutuhkan cincin!”
Chimo : “😡 Bagaimana mungkin orang yang bertunangan tidak membutuhkan cincin?” (Menatap tajam Ezuki)
Ezuki : “Ck”
Chimo : “😍 Lagipula, cincin itu indah sekali! Aku sangat ingin memilikinya (Kembali menatap cincin dengan penuh harap) 😘 Belikan untukku ya?”
Ezuki : “Kamu pakai saja, tapi, aku tidak!”
Chimo : “😲 Kalau hanya aku yang memakai, lalu apa gunanya kita membeli cincin pasangan?” 
Ezuki : “Kan, sudah kubilang kalau kita tidak perlu cincin!”
Chimo : “😤 Kita perlu cincin sebagai bukti kalau kamu adalah milikku! Kalau tidak pakai cincin, apa perlu tali kekang anjing yang kupasang di lehermu untuk mengatakan pada orang – orang kalau kamu adalah milikku?” (Menatap Ezuki dengan kesal)
Ezuki : “Kamu sudah memilikiku. . .” (Menatap datar)
Chimo : “😟 Itu hanya ucapanmu saja. . .”
Ezuki : “Kamu sudah memiliki segalanya. Apalagi yang tidak kamu miliki?”
Chimo : “Kamu! (Menunjuk dada Ezuki) Hatimu. . .
Ezuki : “Kita sudah bertunangan!”
Chimo : “Hanya sebatas status. . .”
Ezuki : Hhh!!! Baiklah. Begini saja, kamu pilih cincin yang kamu inginkan dan aku akan membayarnya. Aku akan menunggumu 
di sana” (Berjalan menuju tempat duduk)
Chimo : “😢 Ezuki. . . (Menatap sendu ke
arah Ezuki sambil bergumam perlahan)
Bukan itu yang ingin ku dengar! Yang
ingin kudengar darimu kata – kata Aku
akan memakainya!” 
Ezuki : (Duduk sambil memegang handphone)


*Café* 
Chimo : “😁 Taraaaa” (Memperlihatkan dua cincin di jari tangan sambil tersenyum) Bagaimana menurutmu?”
Ezuki : “Hm (Melihat sekilas cincin di jari
Chimo) Keduanya cocok di jarimu! Lebih
baik kamu saja yang pakai. . .” (Mengaduk minuman dengan sedotan)
Chimo : “😒 Ini cincin pasangan! (Cemberut) Kenapa aku harus memakainya seorang diri? Kamu benar – benar ingin membuatku terlihat seperti  tunangan menyedihkan yang tidak dianggap?”
Ezuki : “Aku tidak berbuat seperti itu!
Kamu saja yang selalu membuat dirimu
terlihat menyedihkan!” (Meminum minuman dengan santainya)
Chimo : “💢😤 Kamu ingin aku menyiramkan teh-ku ke kepalamu? (Kesal)
Ezuki : “Itu bukan tindakan yang pantas dilakukan seorang gadis pada tunangannya!”
Chimo : “Aku sudah memilih cincin yang
paling sederhana dan kamu masih menolak memakainya? 😲 Kamu benar – benar ingin kubelikan tali kekang anjing?” (Bersungut – sungut sambil menatap tajam Ezuki)
Ezuki : “Aku tunanganmu, bukan peliharaanmu!”
Chimo : “Kalau begitu, bersikaplah seperti tunanganku!”
Ezuki : “Kita makan malam berdua,
bukankah itu tindakan yang sering
dilakukan orang yang bertunangan?”
Chimo : “💢 Kamu. . . (Hampir meledak
menahan amarah) Apa di sini tidak ada
laki – laki yang bisa kuajak selingkuh?” 
(Frustasi)
Ezuki : (Memotong bistik dan
memasukkannya ke mulut)
Ran : “ 😉 Berhentilah membuatnya
kesal, Ezuki! (Tiba – tiba duduk di kursi)
Cincin yang bagus! Kenapa kamu menolak 
untuk memakainya?”
Ezuki : “Aku tidak suka. Cincin itu
terlihat seperti akan mengikatku!”
Chimo : “😞 Kamu benar – benar tidak ingin terikat denganku, ya?” (Manyun)
Ran : “🙂 Jangan seperti itu, Ezuki! (Tersenyum) Itu hanya sebuah cincin!”
Chimo : “Itu benar. Aku saja tidak bisa
mengikatmu, apalagi cincin!”
Ezuki : “Aku. Tetap. Tidak. Mau”! (Tegas)
Chimo : “😫 Ran-kun (Merengek)
Lakukanlah sesuatu. Aku inginter lihat 
seperti tunangan yang sesungguhnya!” (Mengguncang – guncang lengan Ran)
Ezuki : “Isk, jangan memerintah Ran
untuk melakukan itu!”
Chimo : “Mau bagaimana lagi? (Melotot ke arah Ezuki) Kamu terus saja menolak memakainya. 😒 Cincin itu, kan, dibeli pakai
 uangmu, bukan uangku"
Ezuki : “Anggap saja itu hadiah
pemberianku untukmu. Jadi, kamu tidak
perlu memaksaku untuk memakai cincin
 itu!”
Chimo : “👹💢 Sisi romantismu itu di
manaaaaaa?” (Nyaris menyiram Ezuki dengan gelas yang sedang dipegang)
Ran : “Pakai saja, Ezuki! Atau kamu ingin aku 
yang memakaikannya?” (Mengedipkan mata)
Ezuki : “Ck.Jangan sok romantic, Ran!” (Kesal)
Chimo : “😧 Ide bagus. Kalian bisa sekalian berlatih bagaimana cara memasang cincin 
di jari manis masing - masing?” (Memasang wajah bête)
Ran : “☺️Jangan memasang wajah kesal seperti itu, Chimo! (Tersenyum)Aku hanya ingin mewakilkanmu saja. . .”
Chimo : “Menyebalkan! Sepertinya aku
harus mencari seseorang yang bisa dengan suka rela bersedia menyematkan cincin di jari manisku!” (Tiba – tiba berdiri dari posisi duduk)
Ran : “Chimo, kamu sudah mau pergi? Kamu mau ke mana?”
Chimo : “Mencari seseorang yang bisa kuajak selingkuh!” (Ketus sembari beranjak pergi)
Ezuki : “. . .” (Masih mengaduk – aduk minuman dengan sedotan)
Ran : “Hey! (Menyenggol tangan Ezuki)
Tidak berniat untuk mengejarnya, Ezuki?”
Ezuki : “Untuk apa? Itu hanya akan
membuang – buang waktuku saja!”
(Menyeruput minuman)
Ran : “Apa salahnya kamu membuang
sedikit waktumu untuk orang yang selalu
 menghabiskan waktunya untuk
mengejarmu?”
Ezuki : “Aku tidak pernah memintanya
untuk mengejarku!” (Melirik cincin yang
tergeletak di atas meja)
Ran : “Tidak ingin mencoba cincin itu?”
Ezuki : “Cincin itu bukan untukku!”
Ran : “🤔 Bukan untukmu? (Mengernyitkan alis) Jelas – jelas Chimo ngotot ingin kamu memakai cincin ini. . . (Memegang cincin) Eh?”
Ezuki : “Cincin itu. . . Tidak akan pas dijariku!”


*Depan Café*
Chimo : “😟 Sia – sia saja mengharapkannya 
mengejarku!  (Melihat ke dalam café) Itu hanya akan ada dalam mimpiku!”


BE MINE


*Zraaaaaaaash*
Ezuki : “Hhh (Berdiri menyandar di dinding) Menyebalkan, kenapa hujan turun di saat seperti ini?”
Ritsu : “Lagi – lagi kamu tidak membawa payung, Ezuki! Seharusnya kamu meluangkan sedikit waktumu untuk melihat prakiraan cuaca. . .”
Ezuki : “Aku tidak menyangka hujan akan turun di hari yang cerah seperti ini!”
Ritsu : “Karena itu, luangkanlah sedikit waktumu untuk melihat atau membaca prakiraan cuaca supaya kamu tidak terjebak di tengah hujan seperti ini!”
Ezuki : (Memandang air hujan)
Ritsu : “Ah. Kalau hujan turun, aku selalu ingat masa lalu! (Menatap hujan) Sewaktu kecil dulu, mama pasti akan datang menjemputku. . .”
Ezuki : “Kenangan yang sangat indah, ya?”
Ritsu : “Kadang – kadang rindu juga dengan masa – masa itu. . .”
San : “Ritsu, ayo pulang!” (Datang sambil membawa payung)
Ritsu : “😛 Sekarang aku harus pulang dengan sepupu bodohku ini!” (Mencibir)
San : “Hey, siapa yang kamu maksud dengan bodoh? Kamu ingin pulang dalam keadaan basah kuyup? Ide bagus, aku tidak akan memberikan payungmu!” (Ngeloyor pergi)
Ritsu : “San, kamu tidak bisa meninggalkanku begitu saja! Payungku ada bersamamu (Bergegas mengejar San) Ezuki, aku duluan!” 
Ezuki : “Hhh, aku benci hujan!”

Ny. Mebuki : “Apa yang kamu lihat?? Kamu tahu, kan, kalau aku tidak pernah suka dengan caramu melihatku?”

Ezuki : “Selalu saja mengingatkan kenangan 
yang tidak menyenangkan!” (Berjalan menerobos hujan)
*Zraaaaaash*
Ezuki : “Terkadang ketika hujan turun, aku merasa seperti de javu. Hal yang sama selalu terjadi berulang kali. . .” 
*Tep* (Seseorang memegang payung di belakang Ezuki)
Ezuki : “Dan selalu seperti ini selama bertahun – tahun. . .” (Menoleh ke belakang)
Chimo : “😶 Apa kamu tidak melihat ramalan cuaca hari ini?” (Berdiri sambil memegang payung)
Ezuki : “Ck!!!” (Jalan meninggalkan Chimo)
Chimo : “Hey, kamu mau ke mana?” (Mengejar Ezuki)
Chimo : “Aku sudah bilang, kan, kalau hujan turun tunggu aku menjemputmu! (Memayungi Ezuki) Kenapa kamu suka sekali membiarkan dirimu basah kuyup?” (Menyentuh rambut Ezuki yang basah)
Ezuki : *Tep* (Memegang tangan Chimo yang mengusap rambut) “Berhentilah. . .”
Chimo : “Eh?”
Ezuki : “Berhentilah melakukan hal ini
terhadapku!”
Chimo : (Menatap Ezuki)
Ezuki : “Apa kamu tidak lelah melakukan hal ini selama bertahun – tahun? Berhentilah dan lepaskan aku! Ku mohon. . .”
Chimo : “Aku masih belum lelah mengejarmu, Ezuki! Berikan aku waktu untuk membuatmu menyukaiku!”
Ezuki : “Aku sudah memberikanmu waktu. Berharap kamu lelah dan berhenti mengejarku! Tapi, kenapa kamu belum juga merasa lelah?”
Chimo : “😊 Karena aku menikmati saat – saat ketika aku mengejarmu. Karena aku sangat mencintaimu, karena itu. . .”
Ezuki : “Apa kamu sudah melupakan kata – kata yang pernah kuucapkan padamu? Silahkan menyukaiku, tapi, jangan pernah berharap aku bisa menyukaimu. Aku tidak akan pernah bisa menyukaimu, bahkan walaupun kamu yang pertama kali kutemui sebelum Ran!” (Menatap dingin)
Chimo : “😕 Kalau Ran bisa bersamamu, kenapa aku tidak?” 
Ezuki : “Karena kehadiranmu selalu membuatku ingat dengan kenangan burukku!”
*Zraaaash*
Chimo : “😢 Jangan menyamakanku dengan ibumu, Ezuki! Aku tidak sama dengannya”
Ezuki : “Chimosu. . .” 
Chimo : “Aku berjanji tidak akan
menyakitimu. Kalau memang aku menyakitimu, aku akan meminta maaf. Karena itu. . . 😫 Biarkan aku tetap bersamamu!"
Ezuki : “Aku tidak akan pernah bisa bahagia kalau kamu ada di sisiku!”
Chimo : 😖 (Menggigit bibir)
Ezuki : “Aku tidak akan pernah bisa menyukaimu ataupun perempuan lain. Aku tidak bisa hidup bersama kalian! Bagiku, kalian adalah mimpi buruk! Mimpi buruk yang terlihat begitu nyata. . .”
Chimo : “Kalau memang kamu tidak bahagia dengan keluarga yang kamu miliki sekarang, maka ciptakan keluarga bahagia itu
bersamaku!”
Ezuki : “Satu hal yang harus kamu tahu, ada hal yang tidak akan pernah ada dalam hidupku. Pernikahan dan keluarga yang bahagia. . .” (Memberikan cincin ke tangan Chimo)
Chimo : “😟 Apa sekarang. . . Aku benar – benar harus menyerah?”
Ezuki : “Carilah seseorang yang tulus untuk menyematkan cincin ini ke jarimu. Seseorang yang bersedia menjadi milikmu selamanya!”
Chimo : “Lucu sekali (Tersenyum kecut) Pada akhirnya, aku tidak pernah bisa menjadikanmu sebagai milikku!”
Ezuki : “Seperti yang sudah kukatakan, kamu tidak akan pernah bisa membuatku menyukaimu. Carilah orang lain. Kamu pantas hidup bahagia dengan orang lain yang lebih baik dariku!”
*Zraaaaash* (Hujan semakin deras)
Ezuki : “Aku. . . tidak akan bisa menyukai orang lain lagi!” (Berlalu pergi)
*Srek* (Payung jatuh)
Chimo : “Menyebalkan! (Jatuh terduduk) Kenapa selalu aku yang menangisimu? 😭 Kamu bahkan tidak memberiku kesempatan untuk membalasmu. Seharusnya aku berhasil membuatmu menyukaiku lalu mencampakkanmu, supaya kamu tahu betapa pentingnya aku bagimu (Menangis) Seharusnya seperti itu. . .”

*Zraaaaaaash*
Ezuki : “Kamu bercanda?” (Menatap Chimo tidak percaya)
Chimo : “😬 Tidak!” (Nyengir)
Ezuki : “Kamu datang ke rumahku di tengah hujan seperti ini dan mengganggu tidurku hanya untuk mengajakku melihat pelangi?” (Kesal)
Chimo : “😙 Aku ingin melihat pelangi bersama dengan tunanganku. Memangnya salah?” (Memasang wajah polos)
Ezuki : “Kamu memilih waktu yang salah dengan mengganggu tidurku?”
Chimo : “😗 Aku sudah datang hujan - hujan begini, setidaknya hargai usahaku!” (Cemberut)
Ezuki : “Aku tidak memintamu datang di cuaca seperti ini!”
Chimo : “Tentu saja aku datang di cuaca seperti ini. Mana ada pelangi di cuaca yang cerah dan panas terik!”
Ezuki : “Kamu, kan, bisa menunggu hujan reda baru datang menemuiku”
Chimo : “😐 Kalau aku menunggu hujan reda, ketika aku sampai di rumahmu, pelangi sudah hilang!”
Ran : ”Hujan hari ini deras sekali!”  
Ezuki : “Ran?”
Ran : “Ah, aku lupa membawa payung dan hujan yang turun deras sekali! Jadi, kuputuskan untuk berteduh di sini . . . (Tersenyum) Kamu tidak keberatan, kan, Ezuki?”
Ezuki : “Tentu saja. . . (Melirik ke arah Chimo) Tidak. . .”
Ran : “Eh, kamu juga ada di sini, Chimo?”
Chimo : “Ng. 😒 Aku sudah mau pulang, kok!”
Ezuki : “Apa? Kamu mau pulang di tengah hujan begini?”
Chimo : “Tentu saja. 😶 Lagipula, di sini sudah ada Ran, kan?”
Ezuki : “Ran?" (Melirik Ran yang sibuk mengeringkan rambut dengan handuk)
Chimo : “Tenang saja. Aku masih ingat dengan perjanjian kita. Kamu memang tunanganku, tapi, ketika ada Ran. . . Itu adalah waktu untukku pergi!”
Ezuki : “. . .”
Chimo : “Aku akan mengajakmu melihat pelangi di lain waktu dan kamu tidak boleh menolakku! Aku pergi. . .”


Chimo : “😟 Kupikir kamu memberikan syal ini karena merasa bersalah karena tidak bisa melihat pelangi bersamaku di hari itu!” (Memegang syal berwarna warni)
Chimo : “Dan sampai sekarang. . . Aku tidak pernah bisa melihat pelangi bersamamu. Kamu benar – benar selalu bisa membuatku terlihat menyedihkan!” (Menatap bermacam – macam barang berwarna pelangi di lantai)


Chimo : “Apa yang kamu lakukan?” (Kepala dipasangkan topi dengan paksa)
Ezuki : “Kubelikan itu untukmu!”
Chimo : “Ha?”
Ezuki : “Sebagai ganti dari pelangi yang tidak bisa kamu lihat!”
Chimo : “Oh, jadi kamu menyuapku dengan ini karena kemaren kamu sibuk dengan Ran?” (Memegang topi berwarna pelangi)
Ezuki : “Mau bagaimana lagi? Ran, kan, memang kekasihku yang sebenarnya. . .” (Cuek)
Chimo : “Hump, benar juga. Aku memang tunanganmu, tapi, statusku tidak beda jauh dengan selingkuhan! ☹️ Menyebalkan. . .”
Ezuki : “Kamu bisa melihat pelangi sendirian, kenapa harus menungguku?”
Chimo : “😁 Karena kamu orang yang kusukai karena itu aku ingin melihat pelangi bersamamu!” (Tersenyum)
Ezuki : “Ck, dasar manja!"


Chimo : “Hhh. Mungkin sekarang memang sudah saatnya untukku menyerah! (Mulai memasukkan barang – barang ke dalam kotak) Selamat tinggal, Ezuki!"

3 Tahun Kemudian
Chimo : 😀 (Menyerahkan undangan dengan percaya diri)
Ezuki : “Hm?”
Chimo : “Kamu harus datang!”
Ezuki : “Ck!!! (Tersenyum sinis) Tidak kusangka kamu bisa menemukan seseorang yang mau menyematkan cincin ke jarimu. Ku harap orang itu tidak buta. . .”
Chimo : “Ikh, apa maksud ucapanmu itu? Kamu pikir tidak akan ada orang yang akan menyukaiku? 😝 Kamu salah kalau berpikiran seperti itu?” (Tersenyum bangga)
Ezuki : “Jadi dia tidak buta?”
Chimo : “😤 Tentu saja tidak! (Kesal) Matanya jauh lebih indah darimu. Dia orang yang sangat –sangat baik! Dia bersedia memakai cincin yang kupilih, bahkan melihat pelangi bersamaku!”
Ezuki : “Entah kenapa dia terdengar seperti peliharaan bagimu?”
Chimo : “😠 Kenapa kata – katamu selalu saja menyebalkan?” (Mendelik ke arah Ezuki)
Ezuki : (Menatap undangan yang ada di tangan)
Chimo : “Jangan berpikir untuk tidak datang!”
Ezuki : “Hm?”
Chimo : “Kamu harus melihat sendiri. Betapa cantiknya mempelai wanita yang sudah kamu tolak dan jangan pernah iri dengan keluarga bahagia milikku. 😛 Salahmu sendiri tidak mau menikah denganku?" (Mencibir Ezuki)
Ezuki : “Kamu menikah dengannya karena memang mencintainya atau hanya ingin balas dendam padaku?” (Menatap Chimo dengan ekspresi datar)
Chimo : “😤 Tentu saja karena aku mencintainya. Hanya saja setiap kali melihatmu aku selalu saja merasa kesal. . .”
Ezuki : (Mengaduk – aduk minuman dengan sedotan)
Chimo : “Kamu tidak pernah menyukaiku, tapi, menerima saat ditunangkan denganku. Tindakanmu itu memberikanku harapan palsu, tahu! Dasar menyebalkan. Tidak punya perasaan. . .”
Ezuki : “Ah, itu hanya untuk mengisi waktu luang!”
Chimo : “👹 💢 Mengisi waktu luang katamu? Kamu bahkan tidak memberiku kesempatan untuk membuatmu menyukaiku dan mencampakkanmu. Seharusnya yang terjadi seperti itu! Aku yang mencampakkanmu. .  ”
Hinata : “Chimosu, ayo pergi!” (Melambaikan tangan dari kejauhan)
Chimo : “Eh?”
Ezuki : “Apa dia orangnya?”
Chimo : “😆 Ya! (Tersenyum ceria) Dia orang yang berhasil kujadikan sebagai milikku! (Berdiri) Aku harus pergi. . .”
Ezuki : “. . .
Chimo : “Ingat, kamu harus datang ke acara pernikahanku!”
Ezuki : “Akan kuusahakan”
Chimo : “Satu hal lagi, makanlah yang benar dan jangan terlalu lelah! Kamu terlihat semakin kurus.Aku tidak mau kamu sampai tidak datang karena sakit!” (Menatap prihatin)
Ezuki : “Ya, ya, ya. Aku akan datang!”
Chimo : “Kalau begitu aku pergi! Daaah” (Melambaikan tangan)
Ezuki : “Hhh”
Hinata : “Kenapa lama sekali?”
Chimo : “Sedikit berbincang – bincang dengan teman lama!” (Menggandeng tangan Hinata)
Hinata : “Kamu tahu, kamu membuatku sedikit cemburu”
Ezuki : “Kenapa kamu selalu bisa mewujudkan apa yang kamu katakan, Chimo?”

Chimo : “Kamu bahkan tidak memberiku kesempatan untuk membuatmu menyukaiku dan mencampakkanmu? Seharusnya yang terjadi seperti itu. . .”

Ezuki : “Dan memang seperti itu kejadiannya. Hanya saja kamu tidak tahu!”
Ran : “Ezuki, jangan lupa untuk minum obatmu!” (Membawa nampan berisi segelas air dan obat – obatan)
Ezuki : “Berhentilah menyuruhku meminum obat – obat itu, Ran! Obat – obatan itu tidak membantu apa – apa!”
Ran : “Paling tidak. . . Obat ini bisa memperpanjang waktu kita!” (Menyerahkan obat ke tangan Ezuki)
Ezuki : (Memegang obat berjenis AZT)

Karena inilah alasan. . .
Kenapa aku tidak akan pernah bisa bersamamu. . .
Walaupun kini. . .
Aku sangat mencintaimu. . .
Dengan rasa yang tidak tersampaikan dengan kata – kata. . .
Sangat mencintaimu. . .
Hingga aku lelah menahan rasa. . .


BE MINE


Chimo : “Kamu tidak pernah menyukaiku, tapi, menerima saat ditunangkan denganku. Tindakanmu itu memberiku harapan palsu, tahu! Dasar menyebalkan. Tidak punya perasaan.”
Ezuki : “Ah, itu hanya untuk mengisi waktu luang”

Ezuki : (Duduk sambil memegang handphone)
Ritsu : “Ezuki?”
Ezuki : (Menengadahkan kepala) “Ritsu?”
Ritsu : “Sedang apa di sini? Tidak biasanya kamu berada di tempat seperti ini. . .”
Ezuki : “Ah, aku sedang menemani Chimo memilih cincin. . ."
Ritsu : “😧 Kamu pasti sudah menunggu sangat lama. Perempuan yang sedang berbelanja memang sangat mengerikan! (Bergidik sambil membawa banyak kantong belanjaan) San nyaris membunuhku dengan menyuruhku membawa belanjaan segini banyaknya. . .”
Ezuki : (Memandang ke arah Chimo)
Ritsu : “Ezuki, kita melarikan diri bersama, yuk!”
Ezuki : “Chimo akan membunuhku kalau aku sampai meninggalkannya di sini. . .”
Ritsu : “Menemani perempuan berbelanja juga berpotensi untuk membunuhmu!”
Ezuki : “Tak apa. Karena lain kali, aku tidak akan bisa menemaninya seperti ini lagi.”
Chimo : “Ezuki!!!” (Melambaikan tangan) Sini. . . "
Ezuki : “Sepertinya dia sudah menemukan cincin yang dia suka (Berdiri) Aku ke sana dulu, Ritsu!”
Ritsu : “Eh, iya!”

Ezuki : “Ah, itu hanya untuk mengisi waktu luang!” (Fokus pada gelas berisi air minum) “Agar aku tahu bagaimana rasanya menjadi milikmu dan aku menikmati saat – saat itu. . .” 

Ezuki : “Hm. Apa ini?” (Memegang bungkusan)
Chimo : “Keripik kentang. . .”
Ezuki : “Oh, di mana kamu membelinya?”
Chimo : “Beli? Itu aku buat sendiri, tahu! Kamu suka sekali dengan keripik kentang, kan?"
Ezuki : “. . . (Mengernyitkan alis sambil menatap Chimo) Aku tidak sedang berulang tahun!”
Chimo : “Ih, memangnya aku harus menunggumu ulang tahun baru boleh memberimu sesuatu? Itu sebagai ucapan terima kasih karena kamu membuatku melihat pelangi di mana – mana. . .”
Ezuki : “Kamu juga. . . (Bicara dengan suara yang sangat pelan) Selalu membuatku melihat pelangi bahkan ketika tidak sedang turun hujan!”
Chimo : “Bagaimana rasanya? Cepat cicipi. Kalau enak, aku akan membuatkannya lagi untukmu! (Tidak mendengar suara Ezuki)


Ezuki : “Menikmati saat aku menjadi milikmu. Walaupun kamu tidak akan pernah menjadi milikku!”
*Zraaaaaash*  (Hujan)


FIN

_Cherry Sakura_


NB :
C.S : “😄 Akhirnya tamat juga. . .”
Ezuki : “💢 Apa – apaan ini? Jadi di sini aku berakhir sebagai penderita HIV???”
Ran :“😢 Lagi – lagi aku jadi pasangan Ezuki. . .” (Meratap frustasi)
Chimo : " 😭 C.S-Chaaaan, kenapa kamu tidak pernah membiarkanku bersatu dengan Ezuki?”
Sakura : “😧 Sekalinya Ezuki tidak bunuh diri malah berakhir sebagai penderita HIV. . .”
Aso : “😌 Nasibnya benar – benar mengenaskan, ya!”


* Selama menulis, lagu yang didengarkan adalah Taylor Swift : Blank Space



Pertama kali ditulis : Kamis, 26 Maret 2015
Selesai Ditulis : Sabtu, 4 April 2015

Post a Comment