CHARA!!!
Retsuya Azuma
Ten Ichimiya
Kiseki Shiba
Woori Hayana

Cinderella bertemu dengan cinta sejatinya karena sebuah sepatu. . .
Aku ingin menjadikanmu sebagai Cinderella. . .
Walaupun pada kenyataannya, aku bukanlah Pangeran untukmu. . .


Retsuya : "😡 Aku bukan gay!" (Ketus)
Woori : "Benarkah?" (Tersenyum meremehkan)
Retsuya : "💢 Tentu saja aku normal!" (Kesal)
Woori : "Oh ya?" (Tersenyum sambil menarik dasi Retsuya)
Retsuya : "Eh???"
Woori : "Kalau kamu memang bukan gay, boleh aku menciummu, Retsuya sayang?"
Retsuya : "🤢 Ukh! (Wajah mulai pucat) Huweeeeks!!!" (Muntah)
Woori : "😶 Sudah kuduga!" (Refleks menjauh)
Retsuya : "😠 Apa yang sudah kau duga? 
Huweeeks, aku bukan gay! Aku hanya alergi perempuan!"
Woori : "😑 Itu, sich, sama saja!" (Mencibir)
Retsuya : "Mana mungkin kedua hal itu bisa sama"
Woori : "Kalau begitu. . . Kami tunggu kedatanganmu bersama seorang perempuan di rumah, Retsuya sayang!"
Retsuya : "Hah!!! Apa maksudmu???"
Woori : "Nenek ingin kamu membawa kekasihmu ke rumah! (Tersenyum) Dan kekasihmu itu tentu saja harus seorang Pe-Rem-Pu-An!!!"
Retsuya : "😧 A. . . Apa???"
Woori : "Kalau kamu bukan gay, pasti ada seseorang yang tidak membuatmu alergi! Iya, kan?"
Retsuya : ". . ."
Woori : "Kami tunggu kedatangan kalian malam ini! Jaaa" (Pergi)
Retsuya : "Heh, tunggu! Itu. . ."

*SIIIING*

Retsuya : "😖 Apa yang harus ku lakukan, Kiseki???" (Menjambak rambut dengan frustasi)
Kiseki : "Hm?"
Retsuya : "Kamu tahu kalau alergiku terhadap perempuan sangat parah! Aku pasti akan langsung muntah hanya dengan menyentuh tangannya saja. . ."
Kiseki : "😇 Kamu ingin aku menyamar jadi perempuan dan berpura – pura menjadi kekasihmu???"
Retsuya : "Jangan bercanda! Nenek sudah hafal wajahmu di luar kepala. Shit!!! 😩 Apa yang harus aku lakukan? Aku akan benar – benar dianggap gay kalau seperti ini. . ."
Kiseki : "Hhh. Lagipula kenapa kamu bisa punya penyakit yang aneh seperti itu? Bagaimana mungkin seorang laki - laki normal bisa alergi dengan perempuan?"
Retsuya : "💢😡 Jangan menanyakan hal yang tidak bisa kujawab! (Kesal) Aku juga tidak mau seperti ini. . ."
Kiseki : "Sepertinya memang tidak ada cara lain. . ." (Memberikan cincin)
Retsuya : "Eh?"
Kiseki : "Hm. . ."
Retsuya : "Kiseki (Menatap Kiseki) Jangan bilang. . ."
Kiseki : "Memangnya ada cara lain?" (Balik menatap Retsuya)
Retsuya : "😧 Tapi. . . (Wajah frustasi) Dia sangat menyusahkan!"
Kiseki : "Aku tahu. Tapi, mau bagaimana lagi? Satu – satunya perempuan yang tidak membuatmu muntah hanya Ten! Lagipula, dia temanmu dari kecil, kan?"
Retsuya : "Apa tidak apa – apa?" (Ragu – ragu)
Kiseki : "Apa yang kamu takutkan? Kamu hanya perlu menjaganya selama dia menjadi kekasihmu? Atau kamu ingin tetap dianggap gay?"(Tangan terulur memberikan cincin)
Retsuya : "Aku takut walaupun hanya berpura – pura, aku tidak bisa jadi kekasih yang baik!"
Kiseki : "Tenang saja, aku akan membantumu!"
Retsuya : "Baiklah!" (Mengambil cincin)

* * *

Ten  : "😠 Tidak!!!"
Retsuya : "💢 Apa??? (Melotot) Kamu menolakku???"
Kiseki : "☺️ Jangan seperti itu Ten! (Tersenyum lembut) Ini untuk menolong orang, lho!"
Ten : "☹️ Tapi, dia menyebalkan, Kiseki! Aku tidak mau berpura – pura menjadi kekasihnya. Kembalikan cincin itu!"
Retsuya : "Kamu pikir aku juga mau berpura – pura jadi kekasihmu! Aku memintamu karena aku tidak punya pilihan, tahu!"
Ten : "😗 Salahmu sendiri gay!" (Wajah mencemooh)
Retsuya : "👹💢 Kamu bilang aku gay???"
*Nggeeek* (Memeluk leher Ten)
Ten : "😲 Gyaaaa. Dia kasar sekali, Kiseki! Dengan berpura – pura menjadi kekasihnya, aku bisa kehilangan nyawaku!"
Kiseki : "Lemah lembutlah sedikit, Retsuya! Kamu ingin mematahkan leher Ten?"
Retsuya  : "Huh!" (Melepaskan Ten)
Ten : "😥 Aku masih ingin hidup, Kiseki! (Menatap Kiseki dengan pandangan berkaca - kaca) Jangan memaksaku untuk berpura – pura jadi kekasihnya. Kiseki masih ingin melihatku hidup, kan?"
Kiseki : "😅 Retsuya tidak mungkin setega itu! (Tersenyum geli) Kamu pikir dia psikopat?" 
Ten : "😫 Siapa yang tahu??? (Menangis lebay) Kamu lupa, dulu dia dengan biadapnya pernah melempar sepatuku ke sungai?"
Retsuya : "Salahmu sendiri. (Cuek) Kamu yang terlebih dahulu melempar sepatuku ke sungai!"
Ten : "😤 Kamu laki – laki yang kejam! Aku tidak sudi menjadi kekasihmu, walaupun hanya berpura – pura!" (Muka cemberut)
Retsuya : "Aku juga tidak mau!" (Ketus)
Kiseki : "Ten?" (Memanggil dengan lembut)
Ten  : "😢 Aku tidak mau, Kiseki!" (Mewek)
Kiseki : "😊 Bahkan walaupun aku yang
memintamu?" (Tersenyum lembut)
Ten : "Eh?" 
Kiseki : "Kamu lupa kalau aku sangat menyukai gadis yang baik hati? Kamu ingin jadi orang yang kusukai, kan?"
Ten : *Kluk Kluk* (Mengangguk)
Kiseki : "Kamu bersedia menolong Retsuya???"
Ten : "✨ Akan kutolong! (Bersemangat)
Baiklah, kekasih pura – puraku! Aku akan
bersiap – siap untuk pertemuan nanti malam.
Daaah" (Pergi sambil melambaikan tangan)
Retsuya : "He? Semudah itu?" (Melihat
kepergian Ten dengan bingung)
Kiseki : "😉 Begitu caranya membujuk Ten,
Retsuya!" (Tersenyum)
Retsuya : "😶 Benar – benar orang yang tidak punya pendirian" 
Kiseki: "Jangan bicara seperti itu. Kalau dia memang tidak punya pendirian, dia pasti sudah lama beralih menyukai orang lain!" 
Retsuya : ". . . Kau benar. . ."
Kiseki : "Nah, sekarang sudah saatnya untuk
bersiap – siap. Buktikan pada Hayana kalau
kamu bukan gay!"
Retsuya : "Ya. Akan kubuktikan kalau aku bukan gay!"

*Depan Pintu*
Woori : "😈 Buka !" (Berdiri dengan gaya
angkuh)
Ten : "😨 Hah!" (Melongo)
Woori : "Kamu tidak mendengar apa yang aku
katakan? Aku ingin kamu membuka bajumu
sekarang!"
Ten : "😫 💢 Retsuya, kamu membawaku ke
sini hanya untuk mempermalukanku? (Menarik
kerah baju Retsuya) Seharusnya aku memang
tidak ikut denganmu!"
Retsuya : "Untuk apa aku mempermalukanmu?
Dan kamu, Woori, untuk apa menyuruh Ten
buka baju di sini? Kamu lesbian?"(Menatap
dengan tatapan menyelidik)
Woori : "💢 Mana mungkin aku lesbian!
(Membentak) Kalau aku lesbian, untuk
apa aku mengejar – ngejar laki - laki gay
sepertimu?"
Retsuya : "Sudah kubilang kalau aku bukan
gay! Kalau aku gay, untuk apa aku pacaran
 dengan perempuan?"
Woori : "😑 Dia perempuan?" (Mengernyitkan alis)
Ten : "😁 Aku perempuan asli, lho!"
Woori : "Aku tidak percaya kalau dia
perempuan. Dia pasti laki – laki yang
menyamar!"
Ten : "😨 Kenapa kamu ngotot seperti itu? Apa
menurut penglihatanmu aku
memiliki jakun?"
Woori : "😠 Kamu pasti bukan perempuan.
Kalau kamu perempuan, Retsuya pasti
sudah muntah – muntah saat bersamamu!"
Ten : "😑 Iya juga, ya? (Melirik Retsuya) Kenapa
kamu tidak pernah muntah saat bersamaku
Bukannya kamu alergi perempuan?"
Retsuya : "Hm. . ."
Ten : "😱 Jadi selama ini kamu tidak pernah
menganggapku sebagai perempuan?" 
(Histeris) 
*Grep*
Ten : "Eh?" (Dipeluk Retsuya)
Woori : "😨 Gyaaa!!!  (Wajah schok) Kenapa
kamu bisa memeluknya? Dia pasti perempuan 
jadi – jadian. . ."
Retsuya : "Ku beritahu satu hal. . . (Sambil
merangkul Ten) Aku memang alergi pada
perempuan, tapi, itu tidak berlaku pada orang
yang kusukai!"
Woori : "😧 A. . . Apa???"
Retsuya : "Dan kuharap kamu ingat dengan
perkataanku ini!  Aku bukan gay, tapi, aku
adalah orang yang hanya bisa setia pada satu
orang saja!"
Woori : "😤 Kamu!!! Pokoknya aku tidak
percaya kalau dia adalah kekasihmu! Aku tahu
dengan jelas kalau kamu mengidap alergi 
perempuan level akut. . ."
Retsuya : "Kamu ingin bukti?"
Woori : "Ya, aku ingin bukti!" (Menantang)

Kiseki : "Buktikan pada Hayana kalau kamu
bukan gay!"

Retsuya : ". . . (Menyeringai) Dengansenang
hati akan kubuktikan!" (Menarik leher Ten)
Ten : "Gyaaa!!!" (Kaget lalu tiba – tiba terdiam)
Woori: 😨 *Drrrrt* (Gemetar dan melongo) 
Kau. . . Menciumnya?"


* * * 

Retsuya : "Hey, tunggu sebentar!" (Menarik
lengan Ten)
Ten : "😤💢Lepaskan aku, dasar mesum!"
(Menyentakkan tangan Retsuya)
Retsuya : "Ck. Setelah puas mengatakanku
gay,  sekarang kamu malah mengatakanku 
mesum!"
Ten : "💢Kamu menciumku, dasar bodoh!" 
Retsuya : "Memang salah kalau aku mencium
kekasihku sendiri? "(Cuek)
Ten : "Jangan lupa kalau kita hanya kekasih
pura – pura!"
Retsuya : "Kalau begitu anggap saja itu hanya
ciuman pura – pura! Kamu tidak perlu
menganggapnya serius!"
Ten : "😨 Pura – pura katamu? (Histeris) Itu
ciuman pertamaku, tahu! Dan ciuman
pertama itu harus dilakukan dengan orang
yang disukai dan kau bukan orang yang
kusukai! Eh?"
Retsuya : "Kalau kamu masih berisik,
(Menyentuh bibir Ten dengan jari  telunjuk)
Aku akan memberimu ciuman kedua. . ." 
Ten : "Ikh!!! 😤 Dasar mesum. Kalau kamu
benar – benar menciumku, aku akan
 melaporkanmu pada Kiseki dan memintanya
untuk memukulmu!" (Jalan dengan tergesa –
gesa)
Retsuya : "Hey, pelan – pelanlah saat berjalan!"
(Mengikuti Ten)
*Taaak*
Ten : "Gyaaaa!" (Hak sepatu patah)
*Bruuuuk* (Jatuh tersungkur)
Retsuya : "Kamu ini apa – apaan???"
Ten : "😲 Hyaaaa, sepatuku patah! Bagaimana
ini? 😫 Ini sepatu kesayanganku. . ."
Retsuya : "Cih, kenapa kamu suka sekali
memakai sepatu yang menyengsarakan?"
Ten : "Sepatu bagus begini kamu bilang
menyengsarakan? Huweeee, aku sangat
menyukai sepatu ini!" (Duduk sambil meratapi
sepatu)
Retsuya : "Hhh, berhentilah menangis! Akan
kubelikan sepatu yang sama persis dengan
sepatu itu. . ."
Ten : "😭 Huweeee"
Retsuya : "Kenapa suara tangismu makin
kencang?"
Ten : "😢 Sepatu seperti ini memang banyak,
tapi. . ."
Kiseki : "Ten, kenapa kamu menangis? Retsuya
tidak memperlakukanmu dengan baik?"
(Datang dengan tergesa – gesa)
Retsuya : "Eeeh. . ." (Bingung)
Ten : "Huweeee, Kiseki-kun! (Memeluk Kiseki
dengan tiba – tiba) Sepatu
pemberianmu rusak! Padahal, itu hadiah
darimu. . ."
Kiseki : "Ah?"
Retsuya : *Dheg*
Ten : "😖 Aku tidak bisa memakainya lagi" 
Kiseki : 😊 (Tersenyum lembut)
Ten : "Hiks, kenapa kamu malah tersenyum?
Seharusnya kamu marah karena aku merusak
sepatu pemberianmu?"
Kiseki : "😄 Kamu tahu. . . (Mengusap rambut
Ten) Rasanya seperti kembali ke masa lalu!"
Ten : "Eh?"
Kiseki : "🤗Kamu ingin memakai sepatuku
atau kugendong sampai rumahmu?"
Retsuya : (Tanpa sadar kedua tangan
mengepal)
Ten : "😬 Karena aku sudah diet, aku ingin
digendong saja!" (Bersemangat)
Kiseki : "Kalau begitu, naiklah ke punggungku!" 
(Mau jongkok)
Retsuya : "Tunggu dulu. . ."
Kiseki : "Hm. . ."
Ten : "😕 Kamu mau apa lagi, Retsuya?
(Cemberut) Aku ingin cepat – cepat
pulang. . ."
Retsuya : "Aku hanya ingin mengembalikan ini
pada Kiseki. .  (Memberikan cincin) Terima
kasih sudah meminjamkan kekasih berisikmu
itu!"
Ten : "😧 Berisik kamu bilang???" (Melotot ke
arah Retsuya)
Kiseki : "You’re welcome! Jadi, Woori dan
nenekmu percaya kalau kamu bukan gay, kan?"
Retsuya : "Hm. . ."
Kiseki : "Baguslah. 🙂 Sekarang kamu hanya
perlu mencari kekasih sesungguhnya,
Retsuya!"
Ten : "😗 Kiseki, ayo kita pulang. Kakiku sakit
memakai sepatu tinggi sebelah seperti ini!"
(Menarik – narik lengan baju Kiseki)
Kiseki : "Lepas saja! 😉 Nanti akan kubelikan
sepatu yang baru. . ."
Ten : "😮 Benarkah???"
Kiseki : "Ya. Aku akan membuatmu menjadi
Cinderella seperti saat kita pertama kali
bertemu!"
Retsuya : "Ck, Cinderella?" (Bergumam)


Beberapa tahun sebelumnya
*Tepi sungai*
Ten : "😆 Aku ingin sekali mempunyai sepatu
Cinderella!" (Bersemangat))
Retsuya : "Ha?" (Berhenti membaca buku dan
menatap Ten)
Ten : "😀 Cinderella, Retsuya. Kamu tahu
dongeng Cinderella, kan? Karena kehilangan
sebelah sepatunya, akhirnya Cinderella bisa
bertemu kembali dengan Pangeran! Aku ingin
seperti itu. . ."
Retsuya : "😑 Cih, cerita bodoh!"
Ten : "😧 Ikh! (Kesal) Kamu ini benar – benar
tidak romantic. . ."
Retsuya : "Kalau sepatu hilang, ya, hilang
saja! Lagipula Pangeran jatuh cinta pada 
Cinderella karena Cinderella cantik, bukan
karena sepatu. 😛 Kalau kamu, cantik saja tidak,
bagaimana bisa Pangeran jatuh cinta?"
Ten : "😫 Huweee, kata – katamu kejam sekali!"
*Dhuak* (Menendang sepatu Retsuya)
Retsuya : "Egh? Apa yang kamu lakukan? Yang
ingin jadi Cinderella kamu, kenapa malah
membuang sepatuku?"
Ten : "🤧 Memangnya salah kalau aku ingin jadi Cinderella?" 
Retsuya : "Kamu ingin jadi Cinderella? Baik!!!
Akan kukabulkan" (Ambil sepatu Ten)
Ten : "😨Eh? Apa yang akan kamu lakukan?"
Retsuya : *Psuuuuung* (Melempar sepatu ke
arah sungai)
Ten : "😲 Gyaaaa, bodoh! Kamu benar –
benar melempar sepatuku ke sungai???"
Retsuya : "Dengan begini kamu bisa jadi
Cinderella!"
Ten : "Hey, Retsuya. 💢 Kamu mau kemana?
Bantu aku mengambil sepatuku. . ."
Retsuya : (Jalan menjauh)
Ten : "😲 Retsuyaaaa, aku tidak mungkin pulang
tanpa sepatuuuuu!!!"

* Beberapa saat kemudian*
Retsuya : "Dengan begini kamu bisa menjadi
Cinderella! Eh?" (Sepatu yang dipegang terjatuh)
Ten : "😢 Sepatumu terlalu besar! (Menahan
tangis) Aku jadi susah berjalan!"
Kiseki : "😅 Ah, begitu, ya? 😉 Mau kugendong
sampai rumahmu?"
Ten  : "Ha??? A. . . Apa???"
Kiseki : "☺️ Kamu tidak mungkin berjalan kaki
tanpa sepatu, kan? Memakai sepatuku juga
tidak mungkin. . ."
Ten : "😟 Ta, tapi. . . Aku berat!"
Kiseki : "😊 Tidak apa – apa! (Tersenyum) Ayo,
naiklah ke punggungku. . . (Jongkok)
Oh ya, namaku Kiseki Shiba. Boleh aku tahu
namamu siapa?"
Ten : "Ten Ichimiya. . ."
Retsuya : "Jadi di sini. . . (Mengambil sepatu
yang jatuh di tanah) Pangerannya bukan aku,
ya? "

* * *

Retsuya  : "Ck. Cerita Cinderella
sialan!" (Melihat hak sepatu yang patah)

FIN
Selesai ditulis : Selasa/-5 Mei 2015
_Cherry Sakura_

Nb :
Chimo : "😐Benar – benar edisi patah hati, ya?"
C.S : "😁 Ohohoho. . ."
Ten : "😫 Huweee, ternyata kita memang tidak
berjodoh, Retsuya!"
C.S : "🙄 Tapi. . . (Memegang kertas) Maksud
hati mau ngikutin cerita "Not Him, But I"-
nya Ani, kenapa malah lari ke sepatu???"

#Lagu yang menemani selama menulis : 
Kim Tae Woo : Only You

Post a Comment