Aku selalu berharap 
Luka hati ini akan mengering seiring berjalannya waktu 
Tapi, pada kenyataannya 
Pada akhirnya 
Luka hati ini tidak pernah bisa mengering 
Dan terus menganga di hatiku 
Sampai aku mati 
UNDER THE RAIN
Kenangan yang ingin aku lupakan 
Tapi, tidak pernah bisa aku lupakan 
Rasa sakit ini tetap ada di hatiku 
Tetap mengoyak dan melukai 
Kenangan yang membuatku terus saja meneteskan air mata 
Meski aku telah berusaha untuk berhenti menangis 
Bahkan, di tahun ke-16 dalam hidupku 
Di tengah rinai hujan yang dingin 
Aku masih mengharapkan hal yang sama 
Mama 
Aku benar – benar ingin melupakanmu 
Dan menganggapmu tidak ada 
Sama seperti dirimu 
Yang selalu menganggapku tidak pernah ada 
UNDER THE RAIN
Hujan itu terus saja turun 
Tapi, tidak pernah bisa membasahi hatiku 
Tak pernah bisa mencuci lukaku 
Hujan yang terus membawaku ke masa lalu 
Yang membuatku selalu melihat sosok Ezuki Hiwamari kecil yang terperangkap dalam kesepian 
Sosokku yang selalu berharap ia akan datang menjemputku ketika hujan turun 
Tersenyum lembut sembari mengatakan ‘Ayo, kita pulang’
Tapi, tidak 
Dia tidak pernah datang dan membuat Ezuki kecil terus menunggu 
UNDER THE RAIN
“Kenapa kamu selalu menghela nafas ketika hujan turun, Ezuki?”, tanya seorang anak laki – laki berusia 7 tahun yang kala itu juga sedang menunggu sepertiku 
Aku diam 
Sama sekali tidak berminat untuk menjawabnya 
Karena aku tahu, dia sudah mengetahui jawabanku 
Aku tidak pernah menyukai hujan 
Karena hujan membuat segalanya terasa jauh lebih dingin 
Aku tidak sepertinya 
Yang selalu menganggap hujan adalah sesuatu yang indah
Yang akan tersenyum gembira dan tanpa ragu berlari di bawah hujan
Yang akan tersenyum gembira dan tanpa ragu berlari di bawah hujan
“Ritsu, jangan berlari di bawah hujan. Nanti kamu sakit, sayang”
Ah, suara itu lagi 
Suara yang membuat Ritsu selalu tersenyum ketika hujan turun 
Seseorang yang akan melindungi Ritsu dari terpaan hujan dengan payung di tangannya 
“Kenapa mama lama sekali menjemputku? Aku kedinginan”, rengek Ritsu sambil memeluk wanita berpayung itu.
“Kamu tidak akan kedinginan kalau saja kamu tidak menerobos hujan, Ritsu!”
Dengan lembut, wanita itu menyapu rambut Ritsu yang basah 
Melihat hal itu, aku berharap mama juga secepatnya datang menjemputku 
Aku menyentuh rambutku yang mulai basah terkena air hujan 
Aku juga kedinginan, mama 
Cepatlah datang! 
“Ezuki. . . Ayo, pulang bersama kami!”
Seperti yang sudah – sudah, ajakan itu kembali terdengar 
Aku akan menggelengkan kepalaku ketika mendengar suara Ritsu 
“Ayo, Ezuki! Bibi akan mengantarkanmu pulang. Sepertinya hujan kali ini akan bertahan lama”
Wanita berpayung itu tersenyum lembut padaku 
Senyum yang begitu hangat 
“Terima kasih, bibi! Tapi, tidak perlu. . .”
Lagi – lagi aku menolak ajakan itu 
Karena aku sadar, kehangatan itu bukanlah milikku 
“Ah, Ezuki pasti sedang menunggu mama Ezuki datang menjemput, ya?”, tanya Ritsu
Ya, aku sedang menunggunya 
Selalu menunggunya 
“Kalau begitu, kami akan menemani Ezuki di sini hingga mama Ezuki datang”
Tidak 
Kalian berdua tidak bisa menemaniku menunggunya 
Cukup aku saja yang menunggunya 
“Tidak perlu, bibi! Bibi dan Ritsu pulang duluan saja. . . Lagipula, Ritsu kelihatannya sudah kedinginan!”, tolakku ketika melihat Ritsu mulai menggigil kedinginan
“Ah, itulah sebabnya mama tidak suka melihatmu hujan – hujanan, Ritsu!”, tegur wanita berpayung itu sembari merapatkan jaket Ritsu
Ah, benar – benar adegan yang sangat manis di mataku.
“Kalau begitu, kami duluan, Ezuki!”
Aku menganggukkan kepalaku 
Dan kembali menghela nafas dengan berat 
Menunggu dijemput mama 
Adegan itu hanya akan ada di dalam mimpiku 
Aku menatap hujan yang semakin deras 
Dan mengamati mereka yang lalu lalang dengan payung di tangannya 
Hhuh 
Apa yang sebenarnya sedang aku tunggu?
Tidak ada seorangpun yang bisa kutunggu 
Lalu, untuk apa aku terus berdiri di sini?
Dengan langkah pasti, aku berjalan menerobos hujan 
Toh, berjalan di bawah derasnya hujan tidak akan membuatku mati 
UNDER THE RAIN
Apa yang kutunggu 
Padahal, aku tahu dengan jelas 
Seberapa lama aku menunggu 
Tidak akan ada yang datang 
Berjalan saja di bawah hujan 
Hujan tidak akan membunuhku 
Hujan hanya akan menyembunyikan airmataku bersamanya 
Begitulah pikirku 
Tapi, ketika tubuhku basah kuyup oleh hujan 
Aku akan berpikir, seharusnya aku menunggu hujan reda
Paling tidak, rasanya pasti tidak akan sedingin ini 
Dan aku tidak akan bertemu dengan sosoknya yang sedang menghirup teh hangatnya 
Wanita yang sempat kuharapkan kedatangannya untuk menjemputku ketika hujan 
Aku menatapnya dalam – dalam sembari berusaha mengingat 
Siapa nama wanita yang saat ini berada dihadapanku?
“Apa yang kamu lihat?”, tanyanya dingin sembari meletakkan cangkir berisi teh hangatnya.
“Kamu tahu, kan, kalau aku tidak pernah suka dengan caramu melihatku”
“Mama. . .”
“Berhenti memanggilku seperti itu”, bentaknya.
Ah, lagi – lagi aku lupa 
Aku tidak seharusnya memanggilnya seperti itu 
“Aku benci mendengarmu memanggilku seperti itu. Sedikitpun aku tidak pernah menyayangimu dan mencintai ayahmu. Kamu tahu kenapa? Itu karena aku sangat membenci laki – laki. Seharusnya kalian tidak pernah ada dalam hidupku”
Dia menatapku dengan dingin 
Tatapan yang sudah sering kuterima 
Seharusnya aku sudah terbiasa dengan tatapan itu 
Tapi, kenapa aku selalu meneteskan air mata 
Sial, tidak seharusnya aku menangis 
Hanya karena tatapan seorang wanita bernama Mebuki 
Ah, ya 
Aku baru ingat siapa namanya 
Ny. Mebuki 
Begitulah seharusnya aku memanggilnya 
UNDER THE RAIN
Aku memang membenci hujan 
Tapi, aku tidak pernah keberatan 
Hujan turun sepanjang waktu 
Karena ketika hujan turun 
Airmataku akan melebur bersamanya 
“Mebuki, kamu tidak bisa terus seperti ini. Kamu tidak bisa terus – terusan mengabaikan Ezuki”
Suara laki – laki itu kembali terdengar 
Sudah berapa lama aku tidak mendengarnya?
Entahlah 
Aku tidak tahu kapan ia datang 
Aku juga tidak mengenalnya 
Tapi, aku ingat 
Seseorang pernah mengatakan padaku 
Kalau laki – laki asing itu adalah papaku 
“Jangan memaksaku, Takashi! Kamu tahu dengan jelas, aku tidak pernah menganggapnya ada. Sama sepertimu”
“Mebuki”
Hhuuuh 
Kenapa laki – laki itu harus datang kesini? 
Aku tidak pernah menyukai kedatangannya 
Sama seperti aku yang tidak menyukai keberadaan wanita yang berdiri angkuh dihadapannya 
Ya, aku tidak menyukai keduanya 
“Aku sudah melakukan apa yang kedua orangtua kita inginkan. Aku menikah denganmu. Aku sudah memberi mereka cucu seperti yang mereka harapkan. Tapi, kenapa. . . Kalian tidak juga membiarkanku pergi dan hidup bersamanya?”, teriak wanita itu berang.
“Mebuki, ku mohon”
“Aku tidak akan pernah bisa menyayangi kalian berdua. Tidak akan pernah bisa”
Berapa umurku saat ini?
Ah, ya 
8 Tahun dan aku masih mendengar perkataan yang sama 
Yang membuatku ingin melontarkan pertanyaan 
Jika kau tidak bisa menganggapku ada 
Lalu, kenapa kamu harus membiarkanku terlahir???
Aku kembali menatap hujan yang turun 
Sedikit menyesal 
Karena suara rinai hujan tidak cukup mampu membuatku tuli 
Aku masih bisa mendengar dengan jelas pertengkaran tidak berguna itu 
UNDER THE RAIN
Seharusnya aku tidak perlu menangis 
Dan tidak terluka hanya karena penolakan seperti ini 
Seharusnya aku sudah terbiasa dengan semua penolakanmu 
Aku hanya ingin memohon padamu 
Tolong, jangan menorehkan luka yang lebih dalam lagi di hatiku 
“Mama, bisakah mama dan papa datang ke acara sekolahku?”
Sepertinya aku sudah kehilangan akal sehatku ketika mengatakan hal itu padamu 
Hanya sekali ini saja 
Aku ingin meminta padamu 
Seperti anak – anak lain yang meminta sesuatu pada ibu mereka 
“Cih! Pergi dengan laki – laki itu . . . Sampai matipun, tidak akan aku lakukan!”
“Sekali ini saja, Ezuki mohon”
Permohonan yang sia – sia 
Aku tahu itu 
Tapi, tidak bisakah sekali ini saja aku berharap 
Sekali ini saja 
Biarkan kita terlihat sama seperti keluarga yang lain 
Mama, papa dan aku 
Sekali saja 
Ku mohon 
“Bisakah kamu menghilang dari hadapanku? Ku mohon”
Di saat yang sama 
Untuk yang pertama kalinya 
Kamu juga memohon sesuatu padaku 
“Kenapa kamu harus ada? Seharusnya kamu tidak pernah ada di dunia. Aku tidak membutuhkanmu. Bagiku, kamu tidak pernah ada. Karena itu, berhentilah memanggilku ‘mama’!"
“Aku mengerti”
Tapi, kenapa 
Kamu terus saja menorehkan luka baru dan dalam di hatiku?
Membuatku berharap 
Hujan akan menghapus keberadaanku di dunia 
Tak bisakah sekali saja 
Kamu menganggapku ada dan menyebut namaku 
TO BE CONTINUED. . .
_Cherry Sakura_
_Cherry Sakura_
 
Post a Comment