Chara!!!
Rintama Kitaoka
Setsuna Seiya
Reika Tamaki
Yuko Kiriaki


Jangan pernah merasa bahagia. . .
Ketika aku mengatakanmu sangat special. . .
Karena bisa jadi. . .
Itu adalah awal yang buruk bagimu. . .


*Kediaman Kitaoka*
*Ruangan*
Rintama : "Buang!!!" (Duduk sambil menghadap ke jendela)
Setsuna : "Kamu benar – benar tidak mau memakannya? 😕 Ini enak sekali, lho! Tart buah ala Prancis, Tarte tatin! Aku sendiri yang membuatnya. . ." (Memegang piring berisi tarte tatin)
Rintama : "Apa kepalamu terbentur sesuatu? (Bertanya dengan sinis) Kamu lupa kalau aku benci makanan manis?" 
Setsuna : "😬 Cicipilah walau sedikit!" (Menyodorkan Tarte Tatin)
Rintama : "Tidak!!!"
Setsuna : "Hhh. Kamu benar – benar memegang teguh prinsipmu, ya? Tidak akan memakan sesuatu yang tidak kamu sukai!"
Rintama : ". . ."
Setsuna : "Padahal cinta pertamamu itu sangat menggilai makanan manis, kan? 🤔 Seharusnya kamu belajar menyukai makanan yang disukainya"
Rintama : "Aku akan memakannya kalau dia yang memaksaku, bukan kau!"
Setsuna : "Baiklah, aku mengerti! Aku tidak akan memaksamu daripada nanti aku yang berakhir di penggorengan. 😁 Aku yang akan memakan Tarte Tatin ini. Lagipula, sepertinya setelah ini aku memerlukan pasokan energi yang besar! Selamat bersenang – senang. . ." (Pergi)
*Sets* (Seseorang tiba - tiba memeluk Rintama dari belakang)
Reika : "Jadi, begitu, ya? Kamu tidak akan makan sesuatu yang tidak kamu sukai?"
Rintama : "Kenapa kamu ada di sini? Bukankah seharusnya kamu datang malam minggu nanti?" (Tetap fokus menatap  pohon Sakura)
Reika : "Aku tahu. Tapi, aku sangat merindukanmu! (Memeluk Rintama) 
Menunggu malam minggu itu terasa sangat lama. . ."
Rintama : "Ck. Sepertinya aku harus mengubah rencanaku malam minggu nanti!"
Reika : "Tenang saja, sayang. . . (Duduk disebelah Rintama sambil memeluk lengan Rintama dengan posesif) Kamu tidak perlu mengubah rencanamu! Kamu tetap bisa menghabiskan malam minggumu nanti bersamaku?"
Rintama : "Akan sangat membosankan kalau bermain dengan mainan yang sama!" (Bergumam)
Reika : "Oh ya, kamu belum makan malam, kan? Bagaimana kalau kamu mencoba memakanku?" (Menyentuh kerah baju Rintama)
Rintama : "Hm . . ."
Reika : "Kamu pasti akan menyukainya!" (Berbisik lalu mencium pipi Rintama)
Rintama : ". . ."
Reika : "Lalu. . . (Berdiri di depan Rintama dengan percaya diri) Bagaimana penampilanku? Aku memilih dan memakai baju ini khusus untukmu! Apa aku terlihat sexy dan menggoda?"
Rintama : "Bagus juga!" (Memperhatikan Reika dari kepala sampai kaki)
Reika : "Benarkah? Kamu menyukai penampilanku?" (Tersenyum bangga)
Rintama : "Hm. . . (Berdiri) Aku sangat menyukai penampilanmu!(Menundukkan kepala, seperti akan mencium Reika) Kamu terlihat cukup sehat. . . (Menyeringai) Untuk dijadikan makanan anjingku!"
Reika : (Tersentak kaget)
*Craaaash* (Leher berdarah)

* * * 

Setsuna : "😙 Ufufufu (Duduk sambil
bersiul) Menyenangkan sekali menjadi
kalian, ya? Selalu menyantap makanan –
makanan enak! Tidak heran badan kalian
semakin gemuk! (Mengelus anjing) Kalian
semua jadi terlihat semakin
menggemaskan!"

*KYAAAAAAAAA*

Setsuna : "🤗 Nah. . . (Tersenyum) Itu dia 
calon makanan kalian! (Berdiri) Tapi,
kenapa dia datang malam ini, ya? 🤔
Bukankah seharusnya malam minggu
nanti. Dia benar – benar mempercepat
waktu kematiannya! Padahal Rintama
sudah berbaik hati memberinya
kesempatan untuk melihat matahari besok
pagi!"

*Ruangan* 
Rintama : "Dan kuingatkan untuk
yang terakhir kalinya padamu 
(Berjongkok sambil menatap Reika dengan
tatapan datar) Aku tidak bisa memakan
 sesuatu yang tidak kusukai! (Berdiri)
Apalagi memakanmu!" (Melangkahi Reika) 
*Trek* (Melempar pisau kecil ke meja)
Setsuna : "Rintama. . . (Memasang
celemek) Bukankah seharusnya kamu
memberiku pekerjaan di malam minggu
nanti? Kamu benar – benar tidak 
memberiku kesempatan untuk 
beristirahat. Lagipula, pisau daging kita
sudah banyak yang tumpul!
(Memperlihatkan pisau) Aku belum 
sempat membeli pisau baru!" 
Rintama : "Jangan menyalahkanku! Dia
datang sendiri tanpa kuundang!"
(Membuka kemeja) 
Setsuna : "Kamu sudah mau mandi? Sejak
kapan kamu alergi dengan darah?"
Rintama : "Aku bukan alergi darah (Cuek)
Aku hanya benci karena dia
memelukku!"
Setsuna : "Jangan mandi dulu. Bantu
 aku membereskan sampah ini!" (Melihat 
ke arah Reika yang tergeletak di lantai)
Rintama : "Suruh Kiwa datang ke sini
untuk membantumu!" 
Setsuna : "😐 Tidak ada gunanya minta
bantuan Kiwa mengingat dia yang 
sangat takut melihat darah! Hhh. Jangan
sering – sering  mengundang tamu
specialmu ke sini, Rin! Bisa – bisa rumah
ini akan berbau amis. Kamu tentu tidak
mau polisi datang kesini, kan?" 
(Menunduk untuk menyeret tubuh Reika)
Reika : "Ukh!"
Setsuna : "Astaga! Dia masih hidup?
Kamu tidak benar – benar memotong
pembuluh darahnya?" 
Rintama : "Pisau yang ku pakai tumpul!"
(Acuh tak acuh)
Setsuna : "Kamu ingin aku menyelesaikan
ini untukmu?"
Rintama : "Biar saja. Aku memang tidak
 ingin dia mati dengan mudah!"
Setsuna : "Kamu ini kejam sekali!"
(Memasang wajah prihatin)
Rintama : "Satu lagi, kamu tidak perlu 
takut polisi akan datang kesini! Walaupun
 aku cucu yang paling tidak diharapkan,
tapi, keluargaku tidak akan membiarkan
salah satu anggota keluarganya masuk
penjara! Hhh. Memiliki keluarga yang egois
dan berharga diri tinggi terkadang
memang menguntungkan!" (Beranjak
pergi)
Setsuna : "Hey, kamu benar – benar mau 
pergi mandi? Lalu, gadis ini harus
 kuapakan???


* * *

"Tidak bisakah kalian berhenti? Kenapa
kalian selalu saja menyakiti orang lain
seperti itu? Berhentilah. Ku mohon!"

Rintama : (Spontan bangun / membuka
mata) 
Setsuna : "Kamu tidak apa – apa? Akhir –
akhir ini tidurmu seperti tidak nyenyak!"
(Berdiri di sisi Rintama) 
Rintama  : ". . ." (Masih duduk di sofa)
Setsuna : "Rindu padanya?" (Menyodorkan
segelas air)
Rintama : "Setsuna, haruskah aku
mengumpulkan 1000 hati?"
Setsuna : "Mengumpulkan 1000 hati?"
Rintama : "Hm. . . (Mengambil gelas
dari tangan Setsuna) Bukankah kita bisa 
menghidupkan seseorang bila kita 
berhasil mengumpulkan 1000 hati!
Seperti di cerita masa lalu, mungkin
dengan begitu aku bisa memanggilnya
kembali!" 
Setsuna : "Walaupun kita mengumpulkan 
1000 hati, dia tidak mungkin bisa kembali,
Rin! Bahkan, walaupun kita telah 
melakukan segalanya!" 
Rintama : *Grrrt* (Mencengkram gelas)
Setsuna : "Kamu sendiri tahu bagaimana
ia mati. Orang yang mati karena kekuatan
kegelapan tidak akan pernah bisa
kembali!" 
*Praaaang* (Gelas di tangan Rintama
pecah) 
Setsuna : "Rin. . ." 
Rintama : "Lain kali akan kubuat tubuh
orang itu menjadi cacahan daging 
 cincang!"
Setsuna : "Apa perlu kamu menyimpan
 dendam seperti itu?"
Rintama : ". . ."
Setsuna : "Kamu yang tanpa dendam saja 
sudah cukup jahat, apalagi kalau kamu 
menumpuk dendam!"
Rintama : "Pada dasarnya aku bukan
orang  baik (Tersenyum sinis) Menjadi
orang yang lebih jahat juga tidak masalah
bagiku!" (Berdiri dan melewati Setsuna 
begitu saja) 
Setsuna : "😶 Memang tidak masalah
bagimu, tapi, masalah bagi orang yang
menjadi korbanmu! 🤥 Eh, tunggu dulu. 
Aku, kan, orang yang selalu membantu
Rintama! 😅 Mana pantas aku bicara
seperti itu?" (Tersenyum sambil mengusap
kepala)


*Ruangan*
Rintama : "Bagaimana rasanya?"
Reika : "Eh?" (Terbaring di lantai /
Membuka mata)
Rintama : "Apakah sakit?" 
Reika : "Sa. . . Sayang, apa aku melakukan 
kesalahan? Apa aku membuatmu marah?"
(Berusaha meraih tanganRintama)
Rintama : (Menatap dengan ekspresi datar) 
Reika : "Maafkan aku. Maafkan aku! Kamu
boleh marah padaku, tapi, kamu tidak
boleh meninggalkanku. Aku sangat
mencintaimu!"  
Rintama : "Ck (Menarik tangan yang
dipegang Reika dengan kasar) Kamu
masih bisa mengatakan itu setelah aku
melukaimu?"
Reika : "Kamu boleh melukaiku asalkan
aku tetap menjadi kekasihmu! Lakukan
saja sesukamu. Yang penting aku tetap
bersamamu!"
Rintama : "Apa kamu sudah gila? Ah. . .
(Tersenyum sinis) Sepertinya pesonaku
benar – benar sudah membuatmu
 kehilangan akal sehat?
Reika : "Kamu tidak akan meninggalkanku,
kan?" (Menatap Rintama dengan penuh 
harap)
Rintama : "Hm?"
Reika : "Aku akan tetap menjadi
kekasihmu. Iya, kan?"
Rintama : "Kamu masih memakai softlens?"
Reika : "I. . . Iya, tentu saja! Bukankah aku 
pernah bilang akan memakai  softlens
dengan  warna yang kamu suka?"
Rintama : "Bagus! (Berjongkok) Ternyata
kamu mendengarkan kata – kataku!
(Tersenyum menyeringai) Tapi. . . Apa aku
pernah mengatakan kalau kamu tidak
cocok dengan warna mata itu?"
Reika : *Dheg*
Rintama : "Dan aku. . . (Ekspresi
berubah dingin) Sangat tidak menyukai
 matamu!" (Tangan mengarah ke mata
Reika)
Reika : "Ja, jangan lakukan! Kalau kamu 
mengambil mataku, bagaimana aku 
bisa melihatmu?" (Ketakutan)
Rintama : "Mungkin kamu bisa melihatku
menggunakan hatimu. Bukankah
 kamu bilang kamu sangat  mencintaiku? "

AAAAAAAAKH!!!

*Plek* (Bola mata menggelinding di lantai) 
Setsuna : "Apa kali ini dia benar – benar
mati?"
Rintama : "Kehilangan mata tidak akan
membuatnya mati secepat itu!" (Mencuci 
tangan di wastafel)
Setsuna : "Kasihan, lho, kalau dibiarkan
begitu lama – lama! (Menatap iba) Mau
aku yang selesaikan untukmu? Kebetulan,
aku sudah membeli pisau daging yang
baru. . ." 
Rintama : "Ide bagus. Kamu bisa
memotong jarinya dan memberinya pada
anjing kita sebagai cemilan!" (Cuek)
Setsuna : "Jangan kejam begitu, ah!
Kamu selalu melukai perempuan yang
menyukaimu. Kalau kamu terus begini, aku
khawatir di kehidupan mendatang kamu 
akan dihukum Tuhan menjadi gay!"
Rintama : "Menjadi gay, ya?"
Setsuna :  "Ya. Kamu tentu tidak mau
menjadi gay, kan?"
Rintama : "Hm. Tidak buruk juga!
Dengan begitu, aku bisa memutilasi laki –
laki brengsek sesukaku. . ."
Setsuna : "😐 Semoga kamu tidak
menjadikanku sebagai bahan
percobaanmu yang pertama?"
*RRrrrrrt* (Hp bergetar di atas meja) 
Rintama : "Hm. . ." (Mengambil hp)
Setsuna : "Dari siapa? Tamu specialmu
yang lain?"
Rintama : ". . ." (Menyeringai)
Setsuna : "Sepertinya tebakanku benar?"
Rintama : "Malam minggu nanti kita akan 
kedatangan tamu!"
Setsuna : "Ah. Berarti aku harus berbelanja 
bahan makanan! Kamu ingin aku membeli
apa?"
Rintama : "Kamu tidak perlu membeli
apapun!"
Setsuna : "Tapi, kita tidak punya apapun
untuk dimasak. . ."
Rintama : "Siapa bilang? Kita punya
cukup banyak daging untuk dimasak
(Melirik Reika yang bersimbah darah)
Kamu bisa membuat bistik atau steak!"
Setsuna : "Akhirnya saat ini tiba juga.
Untung aku sudah membeli pisau baru! 😇
Akhirnya penderitaanmu akan segera
berakhir, gadis!" (Memegang pisau)
Rintama : ". . ." (Memandang Reika dengan
 tatapan dingin) Tidak kusangka. . ."
Setsuna : "Eh?"
Rintama : "Mata yang dulu selalu
merendahkanku. Sekarang
menatapku dengan penuh kekaguman dan
pengharapan!"


*Beberapa tahun yang lalu*
*SD Suzaku*
Reika : "Yuko. Ayo, pergi dari sini! Di sini
berbahaya. . ." (Menarik Yuko)
Yuko : "Yuk!!!" (Buru – buru pergi)

Reika: "Dasar monster. Dia benar - benar
 iblis!" (Berbisik)
Yuko : "Dia manusia bukan, sich?"
Reika : "Matanya mengerikan! Aku benci
dengan matanya"

* * *

Rintama : ". . . (Tersenyum sinis) Salahmu sendiri, jatuh cinta pada
iblis!"

##########

Rintama : "Makanlah yang banyak!"
(Memberikan daging pada anjing) 
Gadis : "Wah, kamu benar – benar
penyayang binatang, ya?"
Rintama : "Tidak juga. Aku hanya
memelihara mereka untuk mengisi
waktu luang dan membantuku
menghabiskan tumpukan daging yang
berlebihan!"
Gadis : "Oh iya, aku membawa ini
untukmu! (Memberikan bunga Sakura)
Kamu menyukai bunga Sakura, kan?"
Rintama : "Terima kasih. . . (Mengambil
bunga Sakura dari tangan si gadis) Aku
memang sangat menyukai Sakura, sampai
– sampai tidak bisa menyukai yang lain
lagi!" (Tersenyum sambil memandang
bunga Sakura yang dipegang)
Gadis : "😊 Ah, kamu benar – benar baik
dan sangat romantis! Jarang sekali 
ada laki – laki yang menyukai binatang dan
bunga sepertimu" 
Rintama : "Jangan salah sangka. Aku tidak 
pernah sebaik itu!"
Setsuna : "😇 Tamumu sudah datang,
Rintama? (Tersenyum manis) Kebetulan 
makan malamnya sudah siap. . ."
Gadis : "Ah, selamat malam!" (Menunduk) 
Setsuna : "😊 Selamat malam!" (Masih
tersenyum manis) 
Rintama : "Ayo, masuk. . ."

*Ruang Makan*
Gadis : "💞 Uwaaaa. Ini benar – benar
enak!"
Setsuna : "😉 Syukurlah kalau kamu
menyukainya. . . (Tersenyum) Rintama
 memilih daging itu khusus untukmu!"
Gadis : "Benarkah? (Melihat ke arah
Rintama dengan wajah merona)
Terima kasih, aku tidak mengira kamu
akan menyambutku dengan special
 seperti ini!"
Rintama : "Hm. . ."
Gadis : "Aku senang sekali kamu mau
mengajakku makan malam
di rumahmu!"
Rintama : ". . ." (Menyendok sup)
Gadis : "Ng? Kenapa kamu hanya makan 
sup saja? Kenapa tidak mencoba bistik
 ini?"
Rintama : "Tidak apa- apa. Aku memang 
lebih suka makan sup sayur!"
Gadis : "Kamu tidak suka makan daging?"
Rintama : "Begitulah. . . (Tersenyum tipis)
Aku tidak bisa memakan sesuatu yang
 tidak aku sukai!" 
Gadis : "Begitu? Jadi, semua ini khusus
 untukku?"
Rintama : "Ya, special untukmu! Jadi. . .
(Menyodorkan daging) Mau tambah
dagingnya, Yu-Ko???"


FIN
Ditulis pertama kali : Rabu/-13 Mei
2015

_Cherry Sakura_


Nb :
Sakura : "🙄 Cewek itu aku, kan? Kenapa
namaku tidak ditulis?"
C.S : "😏 Sengaja namamu tidak
kutulis supaya kamu tidak terlalu sering
 nongol!"
Kiwa : "😰 Kenapa sifat Rintama makin
mengerikan?" (Bergidik)
Aso : "😱 Aku tidak mau satu cerita
dengan Rintama! (Muka pucat) Dia
seram sekali. . ."


Post a Comment