Ada begitu banyak hal yang tidak menyenangkan di dunia ini, termasuk hidup itu sendiri. Bila hidup merupakan bagian yang tak menyenangkan, lalu dimanakah letak bahagia itu? Dimanakah aku bisa menemukannya? Seseorang pernah berkata, kau bahagia melalui hatimu. Hati? Bukankah untuk bisa bahagia diperlukan hati yang tulus? Yang mampu mensyukuri hidup dan dirinya sendiri. Sialnya, hatiku tidak memiliki setitik ketulusan itu. Bahkan, sebesar biji zarrahpun tidak. 

Lalu bagaimana caranya aku bisa bersyukur atas diriku jika yang ada di dalam hatiku hanya kebencian? Seseorang yang di hatinya hanya ada kebencian, bisakah untuk merasa bahagia? Itu jelas tidak mungkin. Seorang pembenci tidak mungkin bisa bahagia karena apapun yang terjadi dan apapun yang dimilikinya, semua akan tetap salah di matanya. Tidak akan pernah ada kepuasan bagi seorang pembenci yang selalu beranggapan apapun yang terjadi adalah sebuah kesalahan. Hanya keburukan dan kekurangan yang bisa terlihat melalui kacamata sang pembenci. Selebihnya ia buta dan tak bisa melihatnya.

Ketika hidup menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, lalu apa lagi yang harus dilakukan? Apa dan dimana bahagia itu? Apakah bahagia itu bisa kutemukan setelah aku mati? Apakah ada seseorang yang bisa menjanjikan bahagia itu menjadi milikku suatu saat nanti? Bahagia? Aku bahkan tidak bisa merasa bahagia saat menjadi diriku yang selalu ingin melupakan namaku sendiri. Bukan orang lain yang membuatku bersedih, tapi, keberadaanku sendirilah yang menimbulkan sesak di dadaku. Hidup begitu tidak menyenangkan karena aku harus menjadi diriku yang selalu menyalahkan keadaan. Diriku yang tak pernah bisa menerima tempat dan apapun yang kumiliki. 

Bila saja ada kesempatan kedua, aku ingin kembali terlahir menjadi seseorang yang berhati tulus dan bukan sebagai orang yang membawa begitu banyak kebencian. Seseorang yang bisa merasa bahagia hanya dengan menjadi dirinya sendiri. Ya, karena sesungguhnya akupun tahu dimana letak bahagia itu bisa kutemukan, yakni dimana aku dan hatiku bisa berdamai dan menjadi satu kesatuan yang saling melengkapi satu sama lain sehingga tidak akan ada lagi celah kosong yang memisahkan kami. Aku tahu aku bisa menemukan kebahagiaan yang kucari, tapi, aku terus berpura - pura tidak bisa melihatnya karena aku yang tidak pernah mau berdamai dengan hatiku.

_Cherry Sakura_

Post a Comment